Mohon tunggu...
Fathonah Sri Utami
Fathonah Sri Utami Mohon Tunggu... Wiraswasta - Guru TK

Saya adalah calon guru penggerak angkatan 7 yang berasal dari TK Negeri Pembina Trenggalek

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Budaya Positif di Sekolah Sejak Dini "Aksi Nyata Modul 1.4"

5 Februari 2023   14:31 Diperbarui: 5 Februari 2023   14:38 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya positif merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan dalam sekolah, terutama di tingkat awal seperti KB, TK atau SD. Budaya positif di sekolah adalah suatu konsep yang menekankan pada perilaku dan sikap yang baik serta membangun hubungan yang positif di antara semua pihak di sekolah, termasuk siswa, guru, dan tenaga kependidikan lainnya.

Budaya positif mencakup budaya kerja sama, saling menghormati, membantu dan menghargai, dan membiasakan tindakan positif lainnya yang dapat menunjang suasana belajar yang kondusif dan membangun rasa kebersamaan. Tujuannya adalah untuk membentuk sekolah yang inklusif dan mendukung perkembangan positif bagi semua individu.

Dalam hal ini, ajaran Ki Hajar Dewantara bisa menjadi acuan untuk membangun budaya positif tersebut. Ki Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh pendidikan nasional yang sangat berpengaruh di Indonesia. Ia memiliki banyak pandangan dan ajaran yang sangat berguna untuk menciptakan sekolah yang berkualitas dan memberikan pengaruh positif bagi anak-anak.

Berikut adalah beberapa ajaran Ki Hajar Dewantara yang dapat digunakan untuk membangun budaya positif di sekolah TK atau SD. Pertama, Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk membentuk karakter dan membuka wawasan anak-anak. Oleh karena itu, sekolah harus memberikan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak.

Kedua, pendidikan harus membuat anak-anak merasa senang dan bahagia. Oleh karena itu, sekolah harus menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat anak-anak merasa nyaman belajar.

Ketiga, pendidikan harus menciptakan anak-anak yang mandiri dan berpikir kreatif. Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan harus menciptakan anak-anak yang mandiri dan berpikir kreatif. Oleh karena itu, sekolah harus memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengembangkan potensi dan bakat mereka, juga karakter yang baik.

Salah satu hal penting dari hal di atas adalah bahwa pendidikan harus membentuk karakter yang baik. Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan harus membentuk karakter yang baik bagi anak-anak. Oleh karena itu, sekolah harus menanamkan nilai-nilai moral dan etika kepada anak-anak sejak dini.

Contoh-contoh praktis

 

Kebiasaan atau perilaku budaya positif sangat penting untuk diterapkan sejak dini, terutama di sekolah TK dan SD. Dalam lingkungan sekolah, anak-anak belajar untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial sekitar. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk membantu mereka membangun perilaku budaya yang positif dan bermanfaat bagi masa depan mereka.

Berikut adalah sepuluh contoh perilaku budaya positif yang dapat diterapkan di sekolah TK dan SD:

  • Berbicara dengan sopan dan hormat kepada guru dan teman sebaya.
  • Membantu teman yang kesulitan.
  • Bersikap sabar dan toleran terhadap perbedaan.
  • Berbagi alat atau barang dengan teman.
  • Bersih dan rapi dalam berpakaian dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
  • Mematuhi tata tertib sekolah.
  • Menghormati dan menghargai hak-hak orang lain.
  • Menerima dan memberikan kritik dan saran secara positif.
  • Menghormati dan memperlakukan semua orang dengan sama baik dan buruk.
  • Berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah dan belajar dengan rajin.

Partisipasi semua pihak

 

Membangun budaya positif adalah tugas dari semua pihak yang ada di sekolah. Sekolah yang baik tidak hanya memberi penekanan sepihak bahwa siswa harus memiliki budaya atau karakter yang positif, tapi di sisi lain mengabaikan guru dan karyawan untuk mengembangkan hal yang sama. Untuk membangun budaya positif di sekolah, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diperhatikan oleh pihak sekolah:

  • Membiasakan perilaku positif: Guru dan staf sekolah dapat membiasakan perilaku positif seperti kerja sama, toleransi, dan menghormati orang lain. Hal ini adalah kunci, karena di dalamnya ada keteladanan. Tanpa keteladanan, apalah artinya pendidikan.
  • Menciptakan lingkungan yang aman dan dukungan: Memberikan lingkungan yang aman dan dukungan bagi siswa dapat membantu mereka untuk merasa nyaman dan merasa diterima.
  • Menghormati perbedaan: Membantu siswa untuk memahami dan menghormati perbedaan budaya, agama, dan kepribadian dapat membangun budaya positif di sekolah.
  • Mendorong partisipasi aktif: Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah dapat membantu mereka untuk merasa terlibat dan merasa bagian dari sekolah.
  • Menciptakan tradisi sekolah: Membangun tradisi sekolah yang positif dapat membantu siswa untuk merasa terikat dan merasa bagian dari sekolah.

Demikianlah, budaya positif adalah hal yang tak bisa disepelekan. Sekolah adalah tempat di mana kepribadian dan karakter yang baik ditanamkan, bukan semata-mata tempat mencari pengetahuan.

Budaya positif dapat membawa banyak perubahan positif bagi individu dan masyarakat, seperti mengembangkan rasa percaya diri dan optimis, mempererat hubungan sosial dan kerja sama dan membentuk lingkungan yang harmonis dan damai.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun