Mohon tunggu...
Fathiya Nurul Khaira Khaira
Fathiya Nurul Khaira Khaira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Jakarta

Memiliki hobi membaca dan mendengarkan musik. Memiliki minat dalam mendalami pembelajaran bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perkembangan Konsep Diri, Moral, Nilai, Sikap, dan Kreativitas

26 Oktober 2024   13:57 Diperbarui: 26 Oktober 2024   13:59 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perkembangan Konsep Diri 

Konsep diri adalah pemahaman tentang diri sendiri yang timbul akibat interaksi dengan orang lain. Konsep diri merupakan faktor yang menentukan (determinan) dalam komunikasi kita dengan orang lain. Aspek-aspek konsep diri dibedakan menjadi konsep diri akademis (kemampuan dalam mengikuti perkuliahan, kemampuan dalam meraih prestasi di dalam bidang akademik, serta aktivitas di kampus atau di dalam kelas yang juga berkaitan dengan persepsi, pikiran, perasaan, dan penilaian seseorang terhadap kemampuan akademiknya) dan konsep diri non-akademis (konsep diri sosial dan penampilan diri). Pada intinya, pengembangan konsep diri seseorang menuju kepribadian yang lebih baik tidak terlepas dari peran orang tua sekaligus guru. Fungsi konsep diri antara lain yaitu: 

a. Konsep Diri Positif: Orang yang memiliki konsep diri positif akan lebih mudah beradaptasi dengan banyak situasi. Orang seperti ini biasanya lebih percaya diri, optimis dan selalu berpikir ada yang bisa dipecahkan. 

b. Konsep Diri Negatif: Orang-orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung lebih pesimistik dan sulit melihat kesempatan dalam kesulitan. Bahkan, mereka merasa kalah sebelum mencoba. 

Hal yang dapat dilakukan untuk membentuk konsep diri sebagai orang tua dan guru adalah meningkatkan komunikasi dengan anak, menciptakan suasana yang positif dan mengembangkan diri anak secara positif. Orang tua dapat menghindari komunikasi yang bersifat interogratif agar anak tidak menjadi defensif dan berbohong kepada orang tua. Guru memberikan motivasi dengan memberikan pandangan bahwa menyampaikan satu kata yang sangat bermakna tapi berani menyapaikannya akan lebih baik daripada memiliki seribu kata tapi kita tidak berani menyampaikannya.

Perkembangan Emosi 

Emosi adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu emovere yang memiliki arti gerak menjauh. Ciri-ciri dari emosi yaitu pengalaman emosional bersifat pribadi, adanya perubahan aspek jasmaniah, emosi diekspresikan dalam perilaku, dan emosi sebagai motif. Macam-macam emosi antara lain yaitu takut, cemas, khawatir, rasa bersalah, dan rasa duka. Intervensi pendidikan untuk mengembangkan emosi remaja agar dapat berkembang ke arah memiliki kecerdasan emosional, salah satu di antaranya menggunakan intervensi yang dikemukakan oleh W.T Grant Consortium yaitu: 

a. Pengembangan keterampilan emosional 

b. Pengembangan keterampilan kognitif 

c. Pengembangan keterampilan perilaku

Perkembangan Moral, Nilai, dan Sikap 

Moral merupakan sekumpulan nilai atau norma yang mengatur tindakan individu dalam hal baik dan buruk, serta akhlak yang sesuai dengan norma sosial dan adat. Moral berfungsi sebagai pedoman bagi seseorang dalam bertindak sehari-hari, baik terhadap dirinya maupun orang lain. Nilai merupakan tolok ukur atau acuan yang digunakan untuk menilai, mengukur, atau memberikan bobot pada sesuatu, baik dalam aspek akademis, moral, sosial, maupun ekonomi. Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk merespons suatu hal, baik melalui pikiran, perasaan, maupun tindakan, terhadap objek, individu, situasi, atau peristiwa tertentu. Nilai, moral, dan sikap adalah satu kesatuan. Ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan sosial, dan lingkungan masyarakat. Upaya pengembangan moral, nilai, dan sikap serta implikasinya bagi pendidikan yaitu dengan melakukan teknik pengasuhan, memberi rasa empati, mengembangkan sikap altruism, menciptakan komunikasi, dan menciptakan iklim lingkungan yang serasi. 

Perkembangan Kreativitas 

Kreativitas adalah suatu gagasan atau daya cipta yang dapat menghasilkan produk baru yang dapat dikembangkan dengan baik. Kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam menghasilkan gagasan dan gagasan baru sehingga menghasilkan karya yang lebih baik dan menarik. Untuk meningkatkan kreativitas anak dapat merangsang ide, kreativitas dan imajinasi anak di sekolah dan lingkungannya. Kreativitas yang dipupuk pada diri anak membentuk dan melahirkan pola pikir yang baik untuk melahirkan ide-ide pada diri anak. Anak yang kreatif dapat berhasil mencapai sesuatu melalui ide, gagasan, inovasi baru, pemecahan, maupun produk baru dengan melewati tahap-tahap persiapan seperti mempelajari kekhususan dan permasalahan, konsentrasi, inkubasi,, iluminasi, dan verifikasi. Faktor yang dapat mendorong terwujudnya kreativitas pada anak melalui dorongan dari dalam, sekolah, dan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun