Mengatasi Banjir di Surabaya dengan Pengelolaan Drainase dan Penghijauan
Sebagai kota metropolitan, Surabaya menghadapi tantangan banjir yang rutin terjadi saat musim hujan. Masalah ini dipicu oleh intensitas hujan tinggi, sistem drainase yang belum optimal, urbanisasi pesat, dan minimnya ruang hijau.
Untuk mengatasi banjir, diperlukan solusi terpadu yang mencakup perbaikan drainase, pembangunan sumur resapan dan biopori, penghijauan perkotaan, pemanfaatan teknologi, serta kolaborasi lintas sektor.
1. Optimalisasi Sistem Drainase
Drainase yang sering tersumbat perlu dipetakan dan diperbaiki agar dapat menampung debit air hujan lebih besar.
2. Pembangunan Sumur Resapan dan Biopori
Sumur resapan dan biopori membantu air hujan meresap ke tanah, mengurangi limpasan yang memicu banjir. Pemerintah dapat memberikan insentif untuk mendorong pembangunannya.
3. Penghijauan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Penghijauan kota perlu diprioritaskan dengan menambah RTH, menanam pohon di ruang publik, serta mendorong masyarakat berpartisipasi melalui program seperti "Adopsi Pohon."
4. Pemanfaatan Teknologi
Teknologi seperti IoT untuk memantau ketinggian air dan paving stone berpori dapat mendukung pengelolaan air yang lebih efektif.
5. Kolaborasi Semua Pihak
Keberhasilan upaya ini membutuhkan kerja sama pemerintah, swasta, dan masyarakat. Edukasi dan kesadaran kolektif juga harus terus ditingkatkan.
Nah, penanganan banjir di Surabaya memerlukan solusi berkelanjutan dan kolaborasi semua pihak. Dengan langkah-langkah ini, kota Surabaya dapat menjadi lebih aman, nyaman, dan ramah lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H