Mohon tunggu...
Fathir Muchtar
Fathir Muchtar Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa uin sultan syarifkasim riau

tidak ada yang mustahil bagi saya d:

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Gunung Semeru di Malang hingga Meletus 2023

30 Mei 2024   12:33 Diperbarui: 30 Mei 2024   12:37 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sejarah Gunung  semeru di Malang hingga Meletus di Tahun 2023

Kabupaten Malang, terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, adalah daerah yang terkenal dengan keindahan alamnya, termasuk gunung-gunung yang mengelilinginya. Salah satu gunung yang memiliki sejarah panjang dan sering menjadi perhatian adalah Gunung Semeru. Gunung ini tidak hanya memiliki nilai geografis dan geologis, tetapi juga kultural bagi masyarakat setempat. Pada tahun 2023, Gunung Semeru kembali menjadi sorotan akibat letusannya yang signifikan.

Sejarah Gunung Semeru

Gunung Semeru, yang juga dikenal sebagai Mahameru, adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan bagian dari rangkaian gunung berapi yang membentuk Cincin Api Pasifik, yang terkenal dengan aktivitas vulkaniknya. Sejarah erupsi Gunung Semeru telah tercatat sejak abad ke-19. Letusan besar pertama yang didokumentasikan terjadi pada tahun 1818, yang menyebabkan kerusakan signifikan dan korban jiwa.

Sejak itu, Gunung Semeru telah mengalami beberapa kali erupsi. Aktivitas vulkanik ini terus dipantau oleh Badan Geologi Indonesia. Erupsi yang terjadi biasanya berupa letusan kecil hingga sedang yang menghasilkan lava, abu vulkanik, dan awan panas. Erupsi besar terakhir sebelum 2023 terjadi pada tahun 1994, yang menyebabkan beberapa desa di sekitarnya terkena dampak awan panas.

Aktivitas Gunung Semeru Menuju Tahun 2023

Dalam dekade terakhir, Gunung Semeru menunjukkan peningkatan aktivitas. Pada tahun 2020 dan 2021, beberapa letusan kecil dan sedang terjadi, mengingatkan masyarakat akan potensi bahaya yang ada. Peningkatan aktivitas ini diawasi ketat oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang terus memberikan informasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk kesiapsiagaan.

Tanda-tanda peningkatan aktivitas vulkanik menjadi lebih jelas pada awal tahun 2023. PVMBG mencatat peningkatan signifikan dalam gempa vulkanik dan deformasi tanah, yang menunjukkan bahwa magma sedang bergerak naik menuju permukaan. Pada bulan Maret 2023, status Gunung Semeru dinaikkan menjadi level siaga, dan masyarakat di sekitar lereng gunung mulai dievakuasi sebagai langkah pencegahan.

Letusan Tahun 2023

Pada tanggal 8 Mei 2023, Gunung Semeru meletus dengan kekuatan yang lebih besar dibandingkan erupsi-erupsi sebelumnya dalam dekade ini. Letusan ini memuntahkan kolom abu setinggi 5 km ke atmosfer dan menghasilkan aliran lava serta awan panas yang mengalir ke arah tenggara. Desa-desa yang berada di radius 10 km dari puncak gunung mengalami dampak langsung, dengan beberapa rumah dan infrastruktur hancur akibat aliran lava dan material piroklastik.

Erupsi ini memaksa evakuasi besar-besaran lebih dari 10.000 warga. Tidak hanya mengakibatkan kerusakan fisik, tetapi juga mengganggu aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Pertanian, yang menjadi mata pencaharian utama di sekitar gunung, mengalami kerugian besar akibat tertutupnya lahan oleh abu vulkanik. Pemerintah daerah bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan berbagai lembaga kemanusiaan bekerja sama untuk memberikan bantuan darurat dan memulihkan kondisi di daerah terdampak.

Langkah-Langkah Mitigasi

Setelah letusan besar pada tahun 2023, langkah-langkah mitigasi bencana menjadi fokus utama. Pemerintah daerah bersama dengan PVMBG meningkatkan edukasi masyarakat tentang bahaya gunung berapi dan pentingnya mengikuti instruksi evakuasi. Selain itu, sistem peringatan dini dan infrastruktur penanggulangan bencana diperkuat untuk mengurangi risiko di masa depan.

Penelitian dan pemantauan vulkanik terus ditingkatkan dengan teknologi terbaru, termasuk penggunaan drone dan satelit untuk memantau perubahan di puncak gunung. Upaya rehabilitasi juga dilakukan untuk memulihkan lahan pertanian dan infrastruktur yang rusak, serta memberikan bantuan psikososial kepada warga yang terdampak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun