pengaruh sistem ekonomi perkotaan terhadap stratifikasi sosial di masyarakat

2. Menciptakan Peluang Kerja yang Merata
oPengembangan Ekonomi Lokal: Mendorong pengusaha kecil dan menengah di kawasan miskin perkotaan untuk menciptakan lapangan kerja lokal. Mendorong pengusaha kecil dan menengah (UMKM) untuk menciptakan lapangan kerja lokal di daerah urban miskin.Memberikan pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat agar mereka mampu menciptakan peluang usaha
oKebijakan Upah Minimum yang Layak: Menjamin bahwa upah pekerja mencukupi untuk kebutuhan dasar hidup. Menetapkan upah minimum yang mencukupi kebutuhan dasar hidup, termasuk makanan, perumahan, dan pendidikan.
oInvestasi dalam Sektor Informal: Memberikan dukungan berupa pelatihan, modal, atau infrastruktur bagi pekerja sektor informal untuk meningkatkan produktivitas mereka. Memberikan perlindungan hukum dan fasilitas bagi pekerja sektor informal, seperti pedagang kaki lima, untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

3. Mengurangi Kesenjangan Ekonomi
oReformasi Pajak yang Adil: Memberlakukan pajak progresif yang lebih tinggi bagi kelompok kaya dan mengalokasikan hasilnya untuk program kesejahteraan masyarakat miskin.
o   Program Jaminan Sosial: Memberikan subsidi untuk kebutuhan dasar seperti perumahan, kesehatan, pendidikan, dan transportasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
oPerumahan Terjangkau: Membangun perumahan murah di perkotaan yang terintegrasi dengan fasilitas publik.

4. Memperbaiki Infrastruktur Kota
oPeningkatan Fasilitas di Daerah Kumuh: Membangun fasilitas kesehatan, pendidikan, dan sanitasi di daerah miskin perkotaan untuk meningkatkan kualitas hidup warganya.
oTransportasi Umum yang Terjangkau: Menyediakan transportasi umum murah dan efisien untuk mengurangi hambatan mobilitas bagi masyarakat miskin.

         5. Penyediaan Perumahan Terjangkau
oSalah satu cara untuk mengurangi segregasi sosial adalah dengan menyediakan perumahan yang terjangkau dan layak huni bagi masyarakat kelas bawah. Hal ini bisa membantu mengurangi kesenjangan antar kawasan dan menciptakan ruang kehidupan yang lebih inklusif

6. Mengurangi Diskriminasi Sosial
oPeningkatan Kesadaran Masyarakat: Melalui kampanye pendidikan dan sosialisasi, mengurangi stereotip atau diskriminasi terhadap kelompok miskin atau pekerja informal.
oKeadilan dalam Akses Fasilitas Publik: Memastikan semua lapisan masyarakat dapat mengakses layanan publik tanpa diskriminasi.

7. Meningkatkan Peran Komunitas dan Swasta
oProgram Pemberdayaan Komunitas: Mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program sosial, seperti koperasi atau kelompok usaha bersama.
oKemitraan dengan Swasta: Menggalang sektor swasta untuk mendukung program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang fokus pada pemberdayaan ekonomi dan pendidikan.

8. Kebijakan yang Mendukung Mobilitas Sosial
oReformasi Sistem Pendidikan dan Kerja: Menghubungkan pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja untuk memastikan lulusan memiliki keterampilan yang relevan.
oProgram Magang atau Kerja: Memberikan kesempatan bagi masyarakat miskin perkotaan untuk mendapatkan pengalaman kerja yang meningkatkan peluang karier.

9. Peningkatan Kesehatan Masyarakat
oKlinik dan Asuransi Kesehatan Gratis: Memastikan layanan kesehatan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
oProgram Gizi dan Kebersihan: Mencegah dampak negatif dari kemiskinan melalui edukasi kesehatan, makanan bergizi, dan sanitasi.

10. Pemerataan Pembangunan Perkotaan
oDesentralisasi Ekonomi: Mengembangkan pusat-pusat ekonomi di luar kawasan elit perkotaan untuk mengurangi konsentrasi kekayaan di satu wilayah.
oZonasi yang Inklusif: Membatasi segregasi wilayah dengan mendorong integrasi kawasan perumahan elit dan kawasan menengah bawah.

11. Pendekatan Teknologi dan Digital
oAkses Teknologi: Memberikan pelatihan digital dan menyediakan akses internet murah bagi masyarakat urban di strata bawah.
oPlatform Kerja Digital: Membuka peluang kerja berbasis teknologi yang dapat diakses oleh masyarakat berpenghasilan rendah.
o Pemerintahan Digital:Memanfaatkan teknologi untuk mendistribusikan bantuan sosial secara transparan dan tepat sasaran.
        Stratifikasi berasal dari kata stratum yang artinya adalah lapisan sedangkan sosial artinya masyarakat. Jadi menurut asal katanya stratifikasi sosial adalah lapisan masyarakat. Secara umum stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai penggolongan masyarakat ke dalam kelas-kelas yang disusun secara bertingkat. Gejala penggolongan masyarakat yang bersifat hierarki vertikal berakibat timbulnya kelas kelas sosial sehingga muncullah istilah kelas sosial atas (upper class). Kelas sosial menengah (middle class), dan kelas bawah (lower class). Stratifikasi sosial terjadi karna ada sesuatu yang dihargai dalam masyarakat.
         Dalam kehidupan masyarakat senantiasa terdapat perbedaan antara status antara satu orang dengan yang lainnya, antara kelompok dengan kelompok lainnya, ada status sosial tinggi, status sosial menengah dan status sosial rendah. Perbedaan-perbedaan ini disebut dengan stratifikasi sosial. Mereka yang berstatus sosial ekonomi rendah cenderung memiliki hubungan sosial yang tinggi sedang yang berstatus sosial ekonomi yang tinggi cenderung memiliki hubungan yang relatif rendah. Dengan kata lain, yang mempengaruhi pola interaksi sosial atau hubungan sosial pada masyarakat perkotaan adalah status sosial ekonomi, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan. Selain itu, terdapat faktor-faktor yang lain ikut menentukan pola interaksi sosial atau hubungan sosial di kota seperti proses sosialisasi, penduduk