Masih duduk termangu
Di atas tikar rotan yang lusuh itu
Menentukan suatu langkah
Yang menuntun arah jalan kepada rumah
Rumit sekali rasanyaÂ
Padahal hanya menentukannya saja
Bertahap ku mengenalnya
Tertatih ku menggapainya
Di sana ku temukan orang-orang yang mencintaiku
Meski dengan sederhana
Telah ku kenal...
Garis-garis perjuanganmu
Yang mengukir banyak kenangan
Yang merasakan pilu perjalanan
Tahun 1899
Rumah tua itu berdiri
Dengan kehangatan yang melingkupi
Yang memberi selimut untuk beristirahat
Hanya rumah tua itu tempatku
Aku bisa menjadi diriku yang lebih baik
Meski bukan istana yang menjulang tinggi
Aku tenang dan cinta rumahku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H