Mohon tunggu...
Fathin Shalihah
Fathin Shalihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Musik adalah yang terbaik untuk menenangkan diri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menyingkap Mitos Kesan Pertama: Ketika Realitas Membantah Prasangka

7 Juni 2024   09:16 Diperbarui: 7 Juni 2024   09:40 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

First impression ketika bertemu dengan orang baru adalah hal yang sangat penting, terutama bagi mahasiswa yang baru pertama kali masuk ke dalam dunia perkuliahan. Banyak sekali hal-hal yang baru, yang tidak ditemukan ketika SD, SMP, dan SMA/SMK seperti mulai dari sistem pembelajaran yang diharuskan mandiri, pengajaran yang berbeda, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan akademik kita harus melakukan sendiri walaupun dengan adanya bimbingan dari dosen pembimbing akademik. Kemandirian mulai diterapkan ketika memasuki dunia perkuliahan, pertemanan yang berbeda serta pikiran yang diharuskan untuk berpikir ke depan. Rasa khawatir dan cemas pastinya dirasakan ketika bertemu dengan orang baru terutama yang menjadi pengampu dalam mata kuliah yang di ambil. Rasa seperti itu juga tetap dirasakan walaupun sudah pernah diajar sebelumnya dengan dosen-dosen mata kuliah yang diambil terutama dengan dosen yang menjadi pengampu dalam mata kuliah penulisan berita dan penulisan kreatif, dimana dosen yang mengampu mata kuliah tersebut adalah orang yang cukup unik dibandingkan dengan dosen-dosen mata kuliah lainnya. 

Ketika semester awal, beliau memberikan first impression yang sangat menarik, seperti rasa ketegangan dan takut ketika mengajar dikelas. Beliau, memiliki reputasi yang sangat baik, namun banyak sekali kakak-kakak tingkat yang berpendapat bahwa beliau memiliki sikap yang galak, tugas yang ribet, dan sebagainya. Hal tersebut pun membuat munculnya rasa ketegangan dan kecemasan yang cukup besar ketika akan memulai perkuliahan, namun ternyata pendapat-pendapat soal beliau ada hal yang sangat menarik ketika semakin naik ke semester selanjutnya yang dimana beliau mengampu mata kuliah penulisan berita dan penulisan kreatif yang tidak disebutkan ketika berada di semester awal dan hal tersebut dapat meredakan rasa khawatir dan cemas yang dirasakan selama ini seperti ketika mengajar beliau memasukan segala macam candaan konyol (humor) yang membuat kelas menjadi lebih ramai dan bersemangat ketika perkuliahan, walaupun dicampur dengan humor perkuliahan tetap berjalan dengan sangat baik hingga akhir.

Beliau juga memberikan tugas yang memang sangat ribet dan cukup menyusahkan, namun ketika beliau memberikan tugas tersebut, beliau memberikan opsi lain jika tidak ingin mengerjakan tugas pertama tetapi dengan opsi yang sangat konyol misalnya "membangun masjid" sehingga mau tidak mau mahasiswa harus menerima opsi tugas pertama. Semua pilihan yang diberikan beliau cukup konyol untuk di dengar, namun dibalik kekonyolan itu semua mahasiswa tetap mengerjakan tugas yang diberikan oleh beliau walaupun memang pastinya dikerjakan dengan perasaan kesal karena tugas yang begitu menyusahkan.

Rasa khawatir, cemas, dan kesal pastinya selalu dirasakan ketika hendak memulai perkuliahan beliau. Namun, hal tersebut sangat tergantikan dengan ilmu-ilmu serta pembelajaran yang di dapat ketika mengerjakan tugas-tugas yang dikasih oleh beliau, pengalaman yang menyenangkan ketika terjun ke lapangan secara langsung, serta perasaan untuk belajar lebih dalam mengenai penulisan berita dan penulisan kreatif.

Perasaan khawatir dan cemas yang dirasakan di awal tidak begitu besar ketika semakin naik ke semester selanjutnya, karena sudah terbiasa dengan sikap yang beliau tunjukan, pembelajaran yang unik, serta candaan konyol yang beliau lontarkan. Namun, rasa kesal tentunya pasti tetap ada terutama ketika beliau memberikan tugas. Apalagi di semester sekarang ini beliau sering memberikan tugas yang mengharuskan mahasiswanya untuk terjun ke lapangan secara langsung. Seperti menjadi jurnalis magang dan di tuntut untuk mencari sebuah berita yang kemudian akan di publish di media, pastinya hal tersebut sangat sulit dilakukan apalagi oleh mahasiswa yang sebelumnya belum berpengalaman dalam menulis. Namun beliau memberikan arahan dengan sangat baik agar tulisan kita dapat publish di media, seperti dengan beliau mengajak salah satu jurnalis profesional yang ada di media banten dan menjadi narasumber untuk mengisi materi perkuliahan. Selain itu juga, beliau selalu menanyakan progress sudah sejauh mana tugas yang diberikan dan apakah ada kendala atau tidak, jika ada kendala yang dirasakan beliau akan membantu dan mencari solusi untuk masalah-masalah yang dirasakan. 

Entah bagaimana, saya sendiri mulai terbiasa dengan kekonyolan beliau serta tugas-tugas yang memang cukup ribet untuk dikerjakan tetapi saya malah senang karena mendapat pengalaman yang sebelumnya tidak pernah di dapatkan.

Perasaan senang yang dirasakan bukan berarti ingin terus menerus menerima tugas yang cukup ribet, tetapi rasa senang akan selesainya tugas yang diberikan beliau serta pengalaman yang di dapatkan dan ilmu yang diberikan oleh beliau. Pengalaman-pengalaman yang di dapatkan ketika terjun ke lapangan tentunya sangat berarti ketika sudah memasuki dunia bekerja nantinya, perasaan seperti harus terus bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Walaupun banyak sekali yang bilang bahwa beliau galak, tugas yang ribet dan itu fakta, dan sebagainya. Semua akan terbayarkan dengan pengalaman yang di dapatkan ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh beliau walaupun memang tugasnya sangat amat menyulitkan dan membuat kesal tetapi perasaan itu menghilang dan berubah menjadi rasa kebanggan tersendiri karena sudah menyelesaikan tantangan dari beliau dan mendapatkan pengalaman yang sangat berarti. 

Sosok yang terkenal galak dan menyusahkan ternyata di dalamnya adalah seorang dosen yang ingin mahasiswanya belajar mandiri dan pantang menyerah apapun situasinya. Jadi jangan hanya menilai dari covernya saja tetapi juga harus menilai dari sisi mengapa beliau melakukan hal tersebut dan apa manfaatnya bagi kita, sesusah dan sesulit apapun tugas yang diberikan beliau percaya dan pasti akan terselesaikan dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun