Mohon tunggu...
Fathin Dhiya
Fathin Dhiya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Aku akan berusaha membuat yang terbaik~~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketiduran Doang Kok!

16 Desember 2024   10:45 Diperbarui: 17 Desember 2024   21:19 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

      

Namaku Cindy Gulla, entah kenapa saat aku berkenalan dengan orang mereka selalu mengejekku karena namaku yang lucu dan aneh. Sama seperti namaku, pengalamanku juga lucu. Aku adalah anak dari SMPN Isekai 2 dan SMP itu dekat sekali dengan rumahku. Aku mempunyai dua saudara. Satu saudara kembar atau saudara kembarku. Dia bernama Bigha. Dan yang satunya lagi adikku. Dia bernama Tresno, dia perempuan lho ya. Kita bertiga dijuluki Tigo Random gara-gara kita semua suka makan martabak manis pakai nasi. Perpaduan martabak manis rasa coklat yang nyoklat banget dan nasi uduk gurih-gurih yang gurihnya ngalahin artis abal-abal. 

       Saat itu aku sedang berbaring di sofa sambil nonton anime yang baru upload. Disitu aku terbahak-bahak bahagia disertai sedikit suara kentut yang membuat adikku mengomel dan menutup mulutnya, eh maksudnya hidungnya. Dan tiba-tiba si Bigha nyamperin dan ngajak aku buat anterin dia beli martabak. Akhirnya aku nurut ajalah, aku ambil jaket dan jilbab ku buat nutupin aurat karena disitu aku pakai kaos lengan pendek. Dan aku tidak lupa memakai kaos kaki abu-abuku dari zaman prasejarah yang wanginya masih semerbak bau sampah. Bigha memakai daster pink Coquette yang terlalu anggun untuk dipakai. Tidak lupa dia memakai jilbab kesayangannya yang sebulan sekali baru dicuci. 

      Disitu Tresno, saudariku merengek ingin ikut katanya. Dia bilang, dia takut sendirian dirumah karena pada saat itu ayah dan ibuku sedang keluar kota. Aku dan Bigha berusaha menenangkan Tresno, tetapi Tresno malah tambah nangis. Akhirnya aku akalin, aku nyuruh Tresno buat ambilin dompet aku yang ada di kamar. Dia pergi buat ambilin Dompetku sedangkan aku dan Bigha kabur ninggalin rumah itu. Di perjalanan, angin menghembus kuat ke arah muka kami. Dan topiku jatuh. Saat itu, kami sedang di jalan yang sekitarnya pohon-pohon besar dan hutan lebat di sebelah selatan dan tidak ada lampu ataupun rumah di daerah itu. Disitu, aku menghentikan motorku untuk mengambil topiku. Tetapi, topi putih itu sudah terlumuri oleh air selokan. Akhirnya aku dan Bigha berjalan menuju ke motor meninggalkan topi putih itu. Tetapi, tiba-tiba perasaanku gak enak. Ketika kita balik badan, ternyata ada seorang mbak-mbak yang rambutnya berada di depan wajahnya yang membuat wajahnya samar-samar dan memakai daster warna putih dengan sedikit percikan merah di dasternya. 

      "K-k-ku-ku-kunti!!!!" aku menjerit ketakutan. Bigha kaget dan kita segera menaiki motor dan ngebut meninggalkan tempat itu. Sepanjang perjalanan, kunti itu sedang mengikuti kami. Ntah apa salahku sampai-sampai kunti itu terpesona akan kecantikanku, eakkk bercanda. Disitu kami ketakutan, Bigha dengan jiwa alimnya, dia membaca ayat-ayat Allah dengan sekuat tenaga sambil menahan ketakutannya. Saat kita sudah sampai di jalan raya, kunti itu menghilang. Kami sangat bersyukur kepada Tuhan YME karena telah menyelamatkan kita dari si kunti gak pernah sisiran itu. Saat kita kembali melihat ke depan, alangkah terkejutnya aku ketika melihat kunti itu berada tepat di depan wajahku. Matanya merah, bibirnya terdapat bekas jahitan, hidungnya mancung, dan kulitnya putih glowing ala-ala kulit Korea. Aku mengerem motoku dan disitu aku sudah tidak bisa bergerak lagi. 

      "Wahai anak muda, rambutku kusut, apa ya shampo yang cocok buat aku?" kunti itu bertanya. Pertanyaannya sangat diluar nalar menurutku. Tetapi aku tetap menjawabnya agar aku tidak diikuti lagi. 

      "K-kita pakai shampoo ini, shampoo ini juga bagus dan cocok buat orang indonesia," ucapku dengan lidah yang sedikit bergetar. Aku mengeluarkan shampo yang ada di tas ku dan memberikan itu kepada mbak kunti. 

      "Wihh!! Bagus ini mahh!! Makasih anak mudaa!!" ucap mbak kunti dengan sangat bahagia. 

      "s-sama-sama," kataku dengan lidah yang masih bergetar. 

      "Skincare nya apa kamu mbak kun?" tiba-tiba Bigha mengucapkan kalimat-kalimat yang sangat dahsyat sekali, sampai-sampai mbak kunti yang tadinya ingin menghilang malah mendekat ke kita berdua. 

      "Oohh... kamu nanyain skincare?, skincare aku ituh air wudhu, bagus atuhh!! Buruan dicoba di keranjang kuning di tiktok ghaib aku yah!" ucap mbak kunti dengan senyum lebar mengerikan. Aku yang bingung sejak kapan ada tiktok ghaib. Disitu kita tercengang dan memutuskan untuk meninggalkan mbak kunti sendirian. 

      "Yaudah mbak kun, terimakasih ya,kita mau cabut dulu, babay!" kataku dengan senyuman ku yang sedikit terpaksa. Mbak kunti pun melambaikan tangannya dan rasa ketakutan kita sudah terlampiaskan. 

      Saat sampai di toko Martabak, kami langsung memborongnya karena dapat uang kaget lagi, ya tidak dong, kami hanya membeli satu porsi martabak manis rasa coklat keju. Bapak martabak itu tersenyum lega ketika melihat banyak antrian. Sepertinya bapak itu akan menghalau dia menjadi juragan martabak manis. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya pesanan kami sudah jadi. Kami pergi ke toko nasi padang untuk membeli nasi padang. Nasinya dicampur lampu biar padang, ya enggak dong, nasinya campur baygon. Disitu kami menunggu lebih lama daripada beli martabak. Ternyata mbaknya lagi ketiduran. Aku mengambil kapal dan berniat ingin membangunkan mbak itu menggunakan kapal. Tetapi Bigha melarangku untuk melakukannya karena adegan itu sangat berbahaya. Yaudah, aku nurut aja. Karena kelamaan, aku beli di warung nasi padang sebelah. Disituebih cepat daripada dugaanku. Satu menit kurang paling sudah jadi nasi padangnya. Aku mengeluarkan martabak manis itu dan memakannya sama nasi padang yang aku beli. Rasanya enak banget, Bigha juga suka dengan makanan satu ini. Dia sampai habis dua piring. Sedangkan aku hanya lima piring. Yah... banyakan aku sih, hehe. Setelah itu kita pulang ke habitat kita. Untuk menghindari kunti yang tadi, kita terpaksa lewat jalan raya meski lewat jalan raya lebih jauh daripada lewat hutan tadi. Tetapi itu untuk keselamatan kita dari makhluk ghaib. 

      Kita sudah sampai di depan rumah. Aku membuka gerbang hitam dan mencari adikku. Tetapi, adikku tidak ketemu-ketemu. Aku disitu panik dan menanyakan kepada Bigha. Tetapi, Bigha juga tidak tahu apa-apa. Saat itu sudah jam dua belas malam. Kita berdua sudah sangat panik sekali karena besok lusa ayah dan ibu sudah kembali ke rumah tetapi adik malah ilang. Kita mencari Tresno dan berharap Tresno kembali. Kita mencari di kamar, lemari, meja, TV, tetapi kita belum menemukannya. Akhirnya kita ketiduran dan saat bangun sudah jam dua belas siang. Disitu kita mencari-cari Tresno tetapi belum ketemu-ketemu. Kita menangis dan pasrah atas kehilangan Tresno. Dan tiba-tiba aku berpikir bahwa yang menculik Tresno itu adalah mbak kunti yang kemarin kita temui. 

      Malam hari tiba, ini saatnya kita pergi ke mbak kunti untuk merebut Tresno kembali. Saat sampai di hutan itu, mbak kunti itu bertanya-tanya kenapa kita kemari. Tetapi kita langsung menyerang mbak kunti menggunakan senjata tajam. Sayangnya mbak kunti tidak terluka sedikitpun karena dia adalah hantu. Jadi, kami jujur saja kepada mbak kunti bahwa kami mencari adik kami, Tresno yang hilang. Sayangnya mbak kunti juga tidak tahu keberadaan Tresno. Kami pulang dan terpaksa menghubungi orang tua kami dan meminta maaf sebanyak-banyaknya karena tidak bisa menjaga Tresno dengan baik. Ayah terlihat marah saat itu, mereka menyuruh kita untuk mencari Tresno lagi sampai titik darah penghabisan. Sedangkan ibu seperti lega karena beban satu telah hilang. Kita mulai mencari kemana-mana tetapi Tresno belum ketemu-ketemu. Kita pun ketiduran lagi. 

      Saat aku kebelet BAB, aku pergi ke kamar mandi di kamarku, tetapi kerananya mampet. Akhirnya aku pergi ke kamar Tresno untuk BAB di kamar mandinya. Dan aku terkaget-kaget ketika di wc duduk ada seorang Tresno lagi tidur di situ dengan posisi berak. Aku memanggil Bigha dan menyuruhnya untuk membangunkannya. Sedangkan aku menghubungi Ayah Ibu bahwa Tresno telah ditemukan. Dengan muka polosnya, Tresno bertanya. "Kak, terang bulannya mana?" pertanyaan itu membuatku tertawa terbahak-bahak. Disitu Ibu dan Ayah sudah pulang dan kita nonton anime bersama-sama. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun