Mohon tunggu...
Fathin Dhiya
Fathin Dhiya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Aku akan berusaha membuat yang terbaik~~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketiduran Doang Kok!

16 Desember 2024   10:45 Diperbarui: 17 Desember 2024   21:19 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto seorang anak yang sedang tidur sumber: https://pinterest

      "Oohh... kamu nanyain skincare?, skincare aku ituh air wudhu, bagus atuhh!! Buruan dicoba di keranjang kuning di tiktok ghaib aku yah!" ucap mbak kunti dengan senyum lebar mengerikan. Aku yang bingung sejak kapan ada tiktok ghaib. Disitu kita tercengang dan memutuskan untuk meninggalkan mbak kunti sendirian. 

      "Yaudah mbak kun, terimakasih ya,kita mau cabut dulu, babay!" kataku dengan senyuman ku yang sedikit terpaksa. Mbak kunti pun melambaikan tangannya dan rasa ketakutan kita sudah terlampiaskan. 

      Saat sampai di toko Martabak, kami langsung memborongnya karena dapat uang kaget lagi, ya tidak dong, kami hanya membeli satu porsi martabak manis rasa coklat keju. Bapak martabak itu tersenyum lega ketika melihat banyak antrian. Sepertinya bapak itu akan menghalau dia menjadi juragan martabak manis. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya pesanan kami sudah jadi. Kami pergi ke toko nasi padang untuk membeli nasi padang. Nasinya dicampur lampu biar padang, ya enggak dong, nasinya campur baygon. Disitu kami menunggu lebih lama daripada beli martabak. Ternyata mbaknya lagi ketiduran. Aku mengambil kapal dan berniat ingin membangunkan mbak itu menggunakan kapal. Tetapi Bigha melarangku untuk melakukannya karena adegan itu sangat berbahaya. Yaudah, aku nurut aja. Karena kelamaan, aku beli di warung nasi padang sebelah. Disituebih cepat daripada dugaanku. Satu menit kurang paling sudah jadi nasi padangnya. Aku mengeluarkan martabak manis itu dan memakannya sama nasi padang yang aku beli. Rasanya enak banget, Bigha juga suka dengan makanan satu ini. Dia sampai habis dua piring. Sedangkan aku hanya lima piring. Yah... banyakan aku sih, hehe. Setelah itu kita pulang ke habitat kita. Untuk menghindari kunti yang tadi, kita terpaksa lewat jalan raya meski lewat jalan raya lebih jauh daripada lewat hutan tadi. Tetapi itu untuk keselamatan kita dari makhluk ghaib. 

      Kita sudah sampai di depan rumah. Aku membuka gerbang hitam dan mencari adikku. Tetapi, adikku tidak ketemu-ketemu. Aku disitu panik dan menanyakan kepada Bigha. Tetapi, Bigha juga tidak tahu apa-apa. Saat itu sudah jam dua belas malam. Kita berdua sudah sangat panik sekali karena besok lusa ayah dan ibu sudah kembali ke rumah tetapi adik malah ilang. Kita mencari Tresno dan berharap Tresno kembali. Kita mencari di kamar, lemari, meja, TV, tetapi kita belum menemukannya. Akhirnya kita ketiduran dan saat bangun sudah jam dua belas siang. Disitu kita mencari-cari Tresno tetapi belum ketemu-ketemu. Kita menangis dan pasrah atas kehilangan Tresno. Dan tiba-tiba aku berpikir bahwa yang menculik Tresno itu adalah mbak kunti yang kemarin kita temui. 

      Malam hari tiba, ini saatnya kita pergi ke mbak kunti untuk merebut Tresno kembali. Saat sampai di hutan itu, mbak kunti itu bertanya-tanya kenapa kita kemari. Tetapi kita langsung menyerang mbak kunti menggunakan senjata tajam. Sayangnya mbak kunti tidak terluka sedikitpun karena dia adalah hantu. Jadi, kami jujur saja kepada mbak kunti bahwa kami mencari adik kami, Tresno yang hilang. Sayangnya mbak kunti juga tidak tahu keberadaan Tresno. Kami pulang dan terpaksa menghubungi orang tua kami dan meminta maaf sebanyak-banyaknya karena tidak bisa menjaga Tresno dengan baik. Ayah terlihat marah saat itu, mereka menyuruh kita untuk mencari Tresno lagi sampai titik darah penghabisan. Sedangkan ibu seperti lega karena beban satu telah hilang. Kita mulai mencari kemana-mana tetapi Tresno belum ketemu-ketemu. Kita pun ketiduran lagi. 

      Saat aku kebelet BAB, aku pergi ke kamar mandi di kamarku, tetapi kerananya mampet. Akhirnya aku pergi ke kamar Tresno untuk BAB di kamar mandinya. Dan aku terkaget-kaget ketika di wc duduk ada seorang Tresno lagi tidur di situ dengan posisi berak. Aku memanggil Bigha dan menyuruhnya untuk membangunkannya. Sedangkan aku menghubungi Ayah Ibu bahwa Tresno telah ditemukan. Dengan muka polosnya, Tresno bertanya. "Kak, terang bulannya mana?" pertanyaan itu membuatku tertawa terbahak-bahak. Disitu Ibu dan Ayah sudah pulang dan kita nonton anime bersama-sama. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun