Â
Namaku Cindy Gulla, entah kenapa saat aku berkenalan dengan orang mereka selalu mengejekku karena namaku yang lucu dan aneh. Sama seperti namaku, pengalamanku juga lucu. Aku adalah anak dari SMPN Isekai 2 dan SMP itu dekat sekali dengan rumahku. Aku mempunyai dua saudara. Satu saudara kembar atau saudara kembarku. Dia bernama Bigha. Dan yang satunya lagi adikku. Dia bernama Tresno, dia perempuan lho ya. Kita bertiga dijuluki Tigo Random gara-gara kita semua suka makan martabak manis pakai nasi. Perpaduan martabak manis rasa coklat yang nyoklat banget dan nasi uduk gurih-gurih yang gurihnya ngalahin artis abal-abal.Â
    Saat itu aku sedang berbaring di sofa sambil nonton anime yang baru upload. Disitu aku terbahak-bahak bahagia disertai sedikit suara kentut yang membuat adikku mengomel dan menutup mulutnya, eh maksudnya hidungnya. Dan tiba-tiba si Bigha nyamperin dan ngajak aku buat anterin dia beli martabak. Akhirnya aku nurut ajalah, aku ambil jaket dan jilbab ku buat nutupin aurat karena disitu aku pakai kaos lengan pendek. Dan aku tidak lupa memakai kaos kaki abu-abuku dari zaman prasejarah yang wanginya masih semerbak bau sampah. Bigha memakai daster pink Coquette yang terlalu anggun untuk dipakai. Tidak lupa dia memakai jilbab kesayangannya yang sebulan sekali baru dicuci.Â
   Disitu Tresno, saudariku merengek ingin ikut katanya. Dia bilang, dia takut sendirian dirumah karena pada saat itu ayah dan ibuku sedang keluar kota. Aku dan Bigha berusaha menenangkan Tresno, tetapi Tresno malah tambah nangis. Akhirnya aku akalin, aku nyuruh Tresno buat ambilin dompet aku yang ada di kamar. Dia pergi buat ambilin Dompetku sedangkan aku dan Bigha kabur ninggalin rumah itu. Di perjalanan, angin menghembus kuat ke arah muka kami. Dan topiku jatuh. Saat itu, kami sedang di jalan yang sekitarnya pohon-pohon besar dan hutan lebat di sebelah selatan dan tidak ada lampu ataupun rumah di daerah itu. Disitu, aku menghentikan motorku untuk mengambil topiku. Tetapi, topi putih itu sudah terlumuri oleh air selokan. Akhirnya aku dan Bigha berjalan menuju ke motor meninggalkan topi putih itu. Tetapi, tiba-tiba perasaanku gak enak. Ketika kita balik badan, ternyata ada seorang mbak-mbak yang rambutnya berada di depan wajahnya yang membuat wajahnya samar-samar dan memakai daster warna putih dengan sedikit percikan merah di dasternya.Â
   "K-k-ku-ku-kunti!!!!" aku menjerit ketakutan. Bigha kaget dan kita segera menaiki motor dan ngebut meninggalkan tempat itu. Sepanjang perjalanan, kunti itu sedang mengikuti kami. Ntah apa salahku sampai-sampai kunti itu terpesona akan kecantikanku, eakkk bercanda. Disitu kami ketakutan, Bigha dengan jiwa alimnya, dia membaca ayat-ayat Allah dengan sekuat tenaga sambil menahan ketakutannya. Saat kita sudah sampai di jalan raya, kunti itu menghilang. Kami sangat bersyukur kepada Tuhan YME karena telah menyelamatkan kita dari si kunti gak pernah sisiran itu. Saat kita kembali melihat ke depan, alangkah terkejutnya aku ketika melihat kunti itu berada tepat di depan wajahku. Matanya merah, bibirnya terdapat bekas jahitan, hidungnya mancung, dan kulitnya putih glowing ala-ala kulit Korea. Aku mengerem motoku dan disitu aku sudah tidak bisa bergerak lagi.Â
   "Wahai anak muda, rambutku kusut, apa ya shampo yang cocok buat aku?" kunti itu bertanya. Pertanyaannya sangat diluar nalar menurutku. Tetapi aku tetap menjawabnya agar aku tidak diikuti lagi.Â
   "K-kita pakai shampoo ini, shampoo ini juga bagus dan cocok buat orang indonesia," ucapku dengan lidah yang sedikit bergetar. Aku mengeluarkan shampo yang ada di tas ku dan memberikan itu kepada mbak kunti.Â
   "Wihh!! Bagus ini mahh!! Makasih anak mudaa!!" ucap mbak kunti dengan sangat bahagia.Â
   "s-sama-sama," kataku dengan lidah yang masih bergetar.Â
   "Skincare nya apa kamu mbak kun?" tiba-tiba Bigha mengucapkan kalimat-kalimat yang sangat dahsyat sekali, sampai-sampai mbak kunti yang tadinya ingin menghilang malah mendekat ke kita berdua.Â