Mohon tunggu...
Fathin Amim Mufidah
Fathin Amim Mufidah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sering Menghukum Anak secara Fisik? Hati-hati, Inilah Akibatnya

13 Mei 2020   21:27 Diperbarui: 13 Mei 2020   22:18 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa saat lalu, sebuah tweet dari salah satu pengguna twitter berhasil menarik perhatian saya. Berikut cuitan dari akun @/luwivitong;

"pernah gak, kalian dipukul dan dicambuk orangtua dg alasan pendisiplinan? Jika menangis, di oceh 'anak kurang ajar'. Karena dulu orangtua bahkan gak berani berkutik saat nenek kakek melakukan hal yg sama. Inilah corporal punishment. faktor vital yg melahirkan generasi penindas".

Baik, mari coba kita abaikan kalimat terakhir. Karena rasanya agak terlalu kasar dan semakin mebesarkan masalah jika dipikir-pikir. Karena itu. Juga, bahkan ada anak yang tidak pernah ditindas, justru yang paling suka menindas.

Kembali lagi, beberapa orang tua merasa terpaksa melakukan hal ini, karena menurut mereka, dengan itu anak-anak dapat patuh pada apa yang dikatakan oleh orang tua. Padahal, patuhnya pun hanya bersifat sementara saja.

Dalam hal ini, banyak sekali macam hukuman fisik yang sering kali terjadi. Dimulai dari memukul, menampar, mencubit, dll. Meskipun kebanyakan orang tua yang melakukan hal ini tidak berniat untuk menyakiti anak-anak mereka. Melainkan mereka percaya bahwa tindakan tersebut adalah salah satu bentuk pendisiplinan.

Masalahnya, apakah mereka tahu bahwa dengan hukuman fisik, alih-alih mendatangkan banyak manfaat, justru lebih banyak bahayanya. Berikut adalah beberapa akibat jika orang tua kerap kali melakukan hukuman semacam ini pada anak.

Yang pertama yaitu, akan membuat anak bersifat agresif. Karena terlalu sering dihukum dengan keras, hal tersebut akan membuatnya sulit untuk membedakan mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak. Anak tidak tahu bahwa kebiasaan orang tua yang suka memukul atau mencubit itu bertujuan untuk mendisiplinkan mereka.

Bukankah anak belajar dari apa yang dia alami? Bagaimana jika anak turut gemar memukul atau menampar teman sebayanya yang lain?

Yang kedua yaitu tanpa disadari, jika semakin sering anak dihukum secara fisik, tidak menutup kemungkinan akan mengganggu perkembangan kognitifnya. Seperti yang diungkapkan oleh Psychology Today, jika anak sering dipukul, itu akan mengurangi kinerja suatu jaringan di dalam otak anak. Karena jaringan tersebut merupakan bagian penting untuk peningkatan kemampuan belajar anak.

Sekali lagi, meskipun hukuman ini hanya mengacu pada fisik, siapa yang menjamin hal tersebut tidak dapat mengganggu mental dan psikis anak?

Dengan kebiasaan orang tua yang suka mempraktekkan Corporal Punishment ini, mungkin dapat membentuk perilaku anak agar semakin disiplin, tapi bagaimana dengan perasaan anak? Karena anak-anak cenderung akan menyimpan kenangan atau pengalamannya hingga besar nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun