Kondisi pandemi COVID-19 memberikan banyak perubahan selain pada sektor pendidikan, juga sektor ekonomi dan sosial di masyarakat. Berbagai kebiasaan hidup sosial yang lumrah dilakukan di luar pandemi menjadi pantangan; mulai dari kegiatan tatap muka hingga protokol-protokol yang harus dipatuhi pada berbagai penyelenggaraan kegiatan.Â
Sejak tahun 2020 setelah gelombang pandemi COVID-19 pertama kali melanda Indonesia, bermacam bentuk adaptasi kegiatan akademik telah dilakukan oleh berbagai universitas. Tidak terkecuali kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswa tingkat akhir yang dalam kondisi normal dapat dilaksanakan secara luring dengan kisaran waktu 45 hari di berbagai daerah di Indonesia.Â
Diantara bentuk penyesuaian yang dilakukan oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta adalah pelaksanaan kegiatan KKN yang dilakukan dengan memetakan mahasiswa berdasarkan domisili baik dalam bentuk kerjasama pemerintahan maupun mandiri.Â
Karisidenan Surakarta menjadi sasaran utama penempatan KKN mahasiswa UNS yang terbagi dalam ratusan kelompok. Salah satunya adalah penempatan di Desa Mlopoharjo, Wuryantoro, Wonogiri.
Berdasarkan pertemuan dengan perangkat Desa Mlopoharjo yang dilakukan oleh kelompok KKN Tematik UNS 325, diambil salah satu permasalahan utama yang ditemui pada kalangan petani Desa Mlopoharjo yaitu pola pikir petani yang lebih memilih hanya menanam padi karena tidak ingin mengambil risiko gagal panen dengan menanam jenis komoditas yang lain.Â
Dalam masa pandemi Covid-19 seperti ini petani menjadi salah satu profesi paling terdampak terhadap penurunan pendapatan. Peluang budidaya komoditas tanaman dengan nilai ekonomis dan harga jual yang relatif tinggi dapat menjadi alternatif mata pencaharian yang selama ini hanya berpaku pada satu komoditas saja.Â
Berdasarkan kondisi tersebut Kelompok KKN Tematik UNS 325 dengan dosen pembimbing lapangan Dr. Agung Wibowo, S.P., M.Si., membuat dua program utama berupa penyuluhan budidaya pisang serta pembagian bibit pisang beserta pupuknya untuk ditanam di tiap-tiap perwakilan kelompok tani.Â
Kegiatan penyuluhan budidaya pisang dengan sasaran kelompok tani yang ada di Desa Mlopoharjo ini dilaksanakan pada Senin, 23 Agustus 2021 lalu dengan menggandeng Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Wuryantoro. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Mlopoharjo dengan tetap mengikuti protokol kesehatan serta membatasi jumlah peserta yang hadir.Â
Penyuluhan budidaya komoditas pisang dititikberatkan pada budidaya jenis pisang cavendish dan raja bulu sebagai jenis komoditas pisang yang sedang naik pamor baik di Indonesia maupun dunia dengan harga jual dan tingkat ekspor tinggi.Â
Penyuluhan mencakup berbagai aspek seperti pengenalan jenis komoditas, syarat penanaman, perawatan, hingga kriteria pemanenan karena pisang sendiri termasuk dalam kategori buah klimaterik (dapat matang di luar pohon).Â
Tidak terlewat juga pembahasan mengenai berbagai jenis serangan hama maupun penyakit yang biasa menjangkiti tanaman pisang berikut penanganannya.Â
Selain budidaya, dihadirkan pula pemaparan mengenai peluang pengembangan hasil panen komoditas pisang beserta analisis ekonomi yang dalam hal ini khususnya untuk inovasi usaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Desa Mlopoharjo.
Tidak berhenti pada penyuluhan, kelompok KKN Tematik UNS 325 juga menyelenggarakan pembagian bibit pisang jenis cavendish dan raja bulu pada Rabu, 25 Agustus 2021 di Balai Desa Mlopoharjo kepada masing-masing kelompok tani yang ada.Â
Pembagian dilakukan dengan tiap orang di masing-masing kelompok tani mendapat satu bibit pisang cavendish dan raja bulu berikut pupuk organik guna ditanam di area pekarangan rumah.Â
Besar harapan dari pembagian bibit ini secara konkrit dapat turut mendongkrak perekonomian warga khususnya dari kelompok tani Desa Mlopoharjo, serta dapat berkelanjutan untuk dikembangkan pada kegiatan sosial-ekonomi pelaku UMKM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H