Untuk meningkatkan pengetahuan, kreatifitas dan keterampilan abad 21 di era globalisasi, saat ini Kampus Universitas Pendidikan Indonesia di Cibiru Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar khususnya pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik di SD sedang melaksanakan observasi dengan metode PjBL untuk meninjau lebih jauh perkembangan moral peserta didik di zaman sekarang.Â
Observasi perkembangan moral ini di laksanakan di SDN Percobaan dibersamai dengan adik-adik kelas 2. Observasi ini dilakukan dengan dosen pengampu Ibu Triana Lestari, S.Psi., M.Pd.
Dapat kita lihat zaman sekarang banyak sekali degradasi moral yang tentunya ini sanat menyayat hati dan sangat memprihatinkan. Seorang tokoh Bernama Lickona (2013) mengemukakan bahwa ada 10 gejala degradasi moral yang terjadi pada anak:
1) kejahatanÂ
2) tidak sportif dalam perbuatanÂ
3) pencurianÂ
4) melanggar aturanÂ
5) tawuran antar siswaÂ
6) tidak menghargai orang lainÂ
7) sikap perusakan diriÂ
8) keinginan seksual diluar nikahÂ
9) penggunaan bahasa kotorÂ
10) pemakaian obat terlarang/narkoba.Â
Di sekeliling pun dapat kita lihat banyak sekali kemerosotan dan lunturnya sopan santun dan tata krama dari seorang anak dan peserta didik, mereka memperlihatkan prilakunya buruk tanpa malu di zaman sekarang ini.
Kemerosotan moral saat ini menjadi hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang baik orang tua, guru, ataupun pemerintah, karena kemerosotan moral akan merusak suatu bangsa.Â
Menurut Lickona, Pendidikan Karakter atau moral merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menjadikan seseorang dapat memahami, memeperhatikan dan melakukan nilai-nilai etika yang baik.Â
Moral sendiri dibagi menjadi tiga bagian; 1) Moral Knowledge; 2) Moral Feeling; 3) Moral Action. Ketiga urutan perkembangan moral menurut teori Prilaku Lickona ini sangat berkaitan, dimana ketika peserta didik dipupuk dengan pengetahuan dan ilmu mengenai moral yang baik.
Maka akan timbul perasaan dan moral yang baik pada diri setiap peserta didik, perasaan baik itu akan mendorong peserta didik untuk melakukan suatu action dan membentuk suatu kebiaasaan. Tentunya peran orang tua, guru dalam mendukung moral peserta didik harus ditingkatkan.
Pada dasarnya peserta didik belajar melalui apa yang mereka lihat atau biasa yang disebut dengan learning by doing, peserta didik di SD cenderung mengikuti apa yang mereka lihat dari orang tuanya, teman-temannya, gurunya, bahka orang disekitarnya.Â
Maka perkembangan moral pun dapat disebabkan oleh orang-orang yang mengelilingi peserta didik. Jika orang yang berada di lingkungan peserta didik ini baik, maka peserta didik akan memiliki moral yang baik.Â
Namun sebaliknya, jika orang-orang yang mengelilingi peserta didik ini memiliki moral dan prilaku yang buruk, maka akan berdampak pada moral yang buruk pula.Â
Oleh karena itu dalam menghadapi arus globalasasi yang nyatanya tidak semuanya membawa pengaruh positif bagi perkembangan moral peserta didik, maka Fathimah Yusufi dibersamai Iin Rosma Indah, Lu'lu'il Maknunah, dan Ummi Zahra menyediakan media untuk menstimulasi perkembangan moral bagi peserta didik agar menjadi pribadi yang memiliki moral lebih baik lagi di zaman yang sudah tak terkendali ini.
Komik digital KIJaRaBa dan Permainan KIJaRaBa inilah media untuk menstimulasi perkembangan moral peserta didik. Tanpa tertinggal oleh canggihnya teknologi, kini pendidikan moral (Moral Knowledge dan Moral Feeling) dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja melalui media komik digital (e-komik), media komik digital ini dapat sangat berpengaruh terhadap pengetahuan moral peserta didik di SD.Â
Dalam melaksanakan implementasi Komik digital yang bercerita mengenai moral yang baik dan moral yang buruk ini sangat diantusiasi oleh peserta didik, dan peserta didik pun mengerti dan paham akan penjelasan mengenai baik dan buruknya prilaku melalui komik digital.Â
Sedangkan pada permainan KIJaRaBa pun peserta didik sangat antusias melaksanakannya, permainan KIJaRaBa ini sama halnya dengan bermain peran, dimana dalam melaksanakan permainan ini peserta didik dibagi menjadi dua kelompok (satu menjadi orang baik, dan satu kelompok menjadi orang yang kurang baik).Â
Dari permainan ini, peserta didik berusaha untuk menjadi manusia yang memiliki prilaku yang baik, mereka mengajak teman-temannya untuk menjadi manusia yang baik, dengan cara mengajaknya dengan bahasa yang baik, tidak memilih-milih temannya, dan peserta didik sangat senang ketika mereka dapat bersama-sama menjadi manusia yang baik. Tentunya permainan KIJaRaBa ini pun menstimulasi perkembangan moral action bagi peserta didik di sekolah dasar.
Maka dari itu, para orang tua dan guru-guru harus gencar dalam memperhatikan moral anak dan peserta didik, karena ini adalah tugas kita semua.
Ayo manfaatkan era digital yang canggih ini dengan memberikan edukasi moral melalui komik digital dan permainan yang tentunya hal ini sangat disukai anak dan tidak terkesan menggurui anak.
Penulis:
Fathimah Yusufi
Iin Rosma Indah
Lu'lu'il Maknunah
Ummi Zahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H