Mohon tunggu...
Fathimah Azzahra
Fathimah Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - English Literature Student

Literature Addict

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suku Minangkabau dan Mata Pencahariannya

30 Mei 2021   10:36 Diperbarui: 4 Juni 2021   11:13 12799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suku Minangkabau adalah salah satu suku adat di Indonesia yang bertempat di wilayah sebagian besar Sumatra Barat dan tersebar di daerah Barat Riau serta sebagian provinsi Jambi.

Suku Minangkabau atau biasa disebut juga dengan orang minang ini pastinya memiliki keunikan dan ciri khas eksternal yang menjadikannya identitas suatu etnik, seperti hal nya suku minang dengan 'Rumah Gadang' dengan gonjong nya, bahasa minangnya, dan yang kerap kali dikenal dan dijumpai masyarakat ialah Nasi Padang. Hal ini lah yang menjadikan suku minang dikenal oleh ciri khas nya tersendiri oleh masyarakat lain.

Namun, di samping identitas eksternal tersebut, bagaimanakah identitas internal suku minangkabau? Dan apa yang sebenarnya orang minang lakukan dalam menunjang kehidupannya sehari-hari? Di bawah ini akan menjelaskan mata pencaharian dan profesi sehari-hari yang dilakukan oleh suku minangkabau.

Dalam segi ekologis, wilayah Sumatra barat dibentuk oleh bukit-bukit, lembah, dan pegunungan serta dataran rendah yang kebanyakan diisi oleh muara sungai, yang dilengkapi dengan laut lepas pantai yang mengarah ke Samudra Indonesia. Dengan kondisi ekologis ini, masyarakat minang mempunyai profesi mayoritas yakni nelayan, petani, dan pedagang.

Masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan lazimnya bertempat tinggal di pesisir pantai. Mata pencaharian utamanya ialah dengan menangkap ikan untuk kemudian dijual kembali maupun dinikmati hasilnya sendiri.

Lalu, sebagian besar orang minang pula dengan bekerja sebagai petani. Meskipun wilayah Sumatra barat memiliki lahan pertanian hanya 13% dari seluruh wilayah, orang yang bekerja sebagai petani kian meningkat tiap periodenya. Hingga menurut data tercatat, mata pencaharian masyarakat Sumatra barat ialah 51% pertanian dan 49% non pertanian. Kategori non pertanian dapat digambarkan seperti pada sektor perdagangan, pada bidang industri dan jasa, dan masih banyak lainnya.

Terakhir adalah pedagang atau wiraswasta. Masyarakat di ranah minangkabau ini memiliki jiwa pedagang yang cukup tinggi, persentase para pedagang yang berasal maupun berjualan di daerah minang dapat dikatakan berada di angka yang cukup tinggi kedua setelah petani. Kemungkinan penyebabnya kembali dikarenakan oleh faktor ekologis yang dekat dengan laut sebagai tempat pelayaran perdagangan, selain itu orang minang juga terkenal dengan kecakapannya dalam berdagang, hingga membuat para pedagang nusantara diisi oleh orang minang yang sukses dalam berdagang.

Masing-masing profesi memiliki tujuan tertentu guna menghidupi penghidupan sehari-hari bagi masyarakat suku minangkabau. Dengan mayoritas mata pencaharian masyarakat Sumatra barat 51% pertanian dan 49% non pertanian serta orang minang yang terkenal kepandaiannya dalam berdagang, suku minangkabau memiliki cukup kestabilan dalam bidang ekonomi. Meskipun daya dukung faktor ekologis kurang mumpuni dalam dominansi mata pencaharian petani di wilayah minangkabau.     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun