Mohon tunggu...
Fathimah Azzahra
Fathimah Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Halo saya Fathimah Azzahra, Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Perempuan Butuh Ijazah, Bukan Hanya Ijab Sah!

10 Juni 2024   06:18 Diperbarui: 10 Juni 2024   22:20 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI perempuan berpendidikan tinggi | Photo by Karolina Kaboompics/Pexels

If you educate a man, you educate an individual. But if you educate a woman you educate a family (nation)

-African proverb-

Halo semuanya pekenalkan saya Fathimah Azzahra Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Menjadi mahasiswa kedokteran hewan yang nantinya akan menjadi calon dokter hewan di masa depan, membuat saya harus menempuh pendidikan yang terbilang cukup lama dan proses yang cukup panjang. Di tengah proses saya menjadi calon dokter hewan, tidak sedikit pula terlontar pertanyaan mengapa harus rela habiskan waktu hanya demi sebuah "gelar".

"Ngapain sih perempuan sekolah tinggi-tinggi?"

"Percuma punya cita-cita, toh nantinya di dapur juga."

"Buat apa tinggi-tinggi sekolah? kalo ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga."

Seperti itulah beberapa pertanyaan yang kerap kali kita jumpai di tengah masyarakat, apabila mendengar pasal perempuan harus punya pendidikan tinggi.

Lantas sepenting apakah pendidikan yang tinggi bagi perempuan? Jawabannya SANGAT PENTING!

Seperti peribahasa yang ada di atas "If you educate a man, you educate an individual. But if you educate a woman you educate a family (nation)." Pendidikan itu penting bagi perempuan, bukan ingin terlihat menyaingi laki-laki, tapi pendidikan pertama seorang anak berasal dari ibunya. 

Maka untuk menjadi seorang ibu harus mempunyai wawasan yang luas, mengerti harus apa dan bagaimana, karena mendidik anak bukan sekedar baca dan tulis saja tetapi ada nilai-nilai tata krama yang harus diberikan. 

Ibu yang berpendidikan tinggi adalah aset paling penting dalam pengasuhan anak-anak mereka. Karena pendidikan anak bukan dimulai dari dini, tapi dimulai ketika memilih perempuan yang akan menjadi ibu nantinya.

Begitupun menjadi seorang istri, tidak mungkin hanya bisa memasak dan mencuci, tapi suami adalah partner hidup yang artinya sepanjang hidup kalian akan berdua, kalian akan lebih banyak sharing, cerita, deeptalk, maka jadilah teman bicara yang baik, yang bisa memberi solusi, yang bisa meredakan amarah, dan bisa mencairkan suasana.

Berpendidikan tinggi adalah investasi jangka panjang untuk anak-anak yang berhak lahir dari ibu yang terdidik. Bukan perihal GELARNYA, tapi positif value yang didapat. 

Ada sebuah artikel yang menyatakan bahwa salah satu DNA yang diturunkan ibu ke anak, salah satunya adalah kecerdasan. 

Bayangkan saja jika anak-anak perempuan yang sengaja tidak disekolahkan oleh orangtuanya, kemudian mereka mendapat akses pendidikan atau pengetahuan yang lebih besar dan luas. Hal tersebut dapat berdampak bagi anak-anak mereka ke depannya, bisa dibayangkan perbedaan antara kualitas  anak-anak dari para ibu yang tidak memiliki pendidikan dan para ibu yang berpendidikan.

Dian Sastrowardoyo pernah berkata "Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi seorang ibu."

ILUSTRASI | Sumber: medialabuanbajo.com
ILUSTRASI | Sumber: medialabuanbajo.com

Pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan saja, tetapi juga memberdayakan seseorang untuk berpikir secara mandiri, bisa mencapai finansial independen, bisa mengambil kendali di sana dan mengizinkan seseorang untuk mengambil kendali. 

Pendidikan juga dapat membuat seseorang mengambil alih hidup mereka sendiri agar mereka menjalani kehidupan yang memuaskan. Jadi setiap manusia berhak mendapatkannya, dan setiap perempuan juga berhak mendapatkannya.

Ibu merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya dan pendidik pertama, kalau ibunya tidak bisa menjadi guru terbaik bagi anaknya, bagaimana anaknya akan tumbuh menjadi generasi emas nantinya, mau disekolahkan semahal apapun, diberikan guru sehebat apapun. 

Tapi kalau tidak ada guru pertama di rumahnya, yaitu seorang ibu, maka itu bisa menjadi hal yang harus kita pikirkan lebih dalam lagi. Dari sanalah kita tahu ternyata ibu memiliki peran yang penting sekali, ibu yang memiliki akhlak dan moral yang baik, maka ia dapat mendidik anak-anaknya menjadi baik juga.

Oleh sebab itu ayo upgrade diri, percantik diri, jadilah perempuan yang berkualitas, berpendidikan, perempuan yang punya prinsip, goals, wawasan yang luas, attitude yang baik, dan pola pikir yang berkelas.

Perempuan dan laki-laki punya hak yang sama dalam pendidikan, jika keduanya bisa berjalan beriringan, kenapa tidak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun