Telukjaya, Jum'at (19/01/2024) mahasiswa KKN Unsika kecamatan Pakisjaya melakukan observasi UMKM yang berada di sekitar Desa Telukjaya, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang. Berdiri sejak 9 tahun yang lalu, usaha milik Pak Abas ini merupakan satu-satunya produsen tahu di Kecamatan Pakisjaya. Bisnis ini berlokasi desa Telukajaya berdekatan dengan SDN Telukjaya II.
Dalam menjalankan produksi tahu, Pak Abas mempekerjakan 7 karyawan yang bekerja tiap hari tanpa kenal lelah. Setiap hari pabrik tahu milik Pak Abas menghabiskan 2,5 Kuintal kedelai, untuk membuat berbagai jenis tahu diantaranya, tahu putih, tahu coklat, tahu kuning dan tahu pong. Proses pembuatan tahu dimulai dari malam hingga sore hari. Alat yang digunakan dalam memproduksi tahu masih menggunakan metode tradisional, seperti dalam proses pengolahan kedelai menggunakan tungku berbahan bakar gabah padi, hal ini juga bertujuan untuk menghemat biaya produksi dan memanfaatkan sisa produksi padi.
Selain tahu Pak Abas juga memproduksi tempe di rumahnya bersama sang istri, pembuatan tempe menghabiskan sebanyak 50 Kg kedelai dalam sehari.
Hal menarik lainnya dari produksi tahu milik Pak Abas adalah pengolahan ampas tahu yang di jual kembali kepada warga sekitar, biasanya warga memanfaatkan ampas tahu sebagai pakan hewan ternak. Sebab seringkali ampas tahu yang tidak diolah dengan baik dapat menjadi limbah dan menjadi sumber pencemaran udara.
Adapun tujuan mahasiswa KKN selain menyaksikan secara langsung proses pembuatan tahu, tujuan utamanya adalah berfokus pada membantu pelaku UMKM untuk mendapatkan NIB (Nomor Induk Berusaha). NIB ini merupakan dokumen penting yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk untuk legalitas usaha dan sertifikasi halal.
Tentu saja usaha yang dijalankan Pak Abas beberapa kali mengalami permasalahan, antara lain kesulitan dalam memperoleh bahan baku kedelai di karenakan terhambat dalam proses import menjelang tahun baru. Meski begitu Pak Abas tetap berupaya mencari kedelai hingga ke luar kota “Sebelumnya natalan itu saya nyari kedelai tuh nyampe bekasi nyampe cikarang gak ada sama sekali nah, baru ada nih pas sekarang ini udah lancar lagi gitu” ujar Pak Abas dalam wawancara dengan mahasiswa unsika. Selain itu, pemasaran produk tahu masih terbatas dalam lingkup kecamatan Pakisjaya dan Batujaya.
Di Tengah tingginya harga kedelai, usaha produksi tahu Pak Abas tetap berkomitmen menjaga kualitas dan harga jual tahu di pasaran. “Harga masih tetap segitu, lah kalo saya naikin pada gak mau, jadi sebisa saya. Gak mau di naikin tapi saya buat tahu nya agak tipis atau agak kecil dikit jangan ngomel,” Kata Pak Abas.
Mahasiswa KKN melihat peluang untuk meningkatkan penjualan dan memaksimalkan produksi UMKM yang dikelola oleh Pak Abas. Oleh karena itu, mereka memberikan bantuan berupa pelatihan dan pendampingan pembuatan NIB dengan harapan usaha Pak Abas dapat semakin luas jangkauannya dan menjadi inspirasi bagi masyarakat dalam mengembangkan usahanya walaupun dari desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H