2. Jurnal: Mencatat, mengklasifikasi, dan meringkas data keuangan secara sistematis untuk melacak seluruh transaksi.
3. Buku Besar (General Ledger): Menyajikan rangkuman transaksi dari jurnal, yang memberikan gambaran menyeluruh tentang keuangan sekolah.
4. Buku Pembantu: Menyediakan rincian spesifik dari data dalam buku besar, memungkinkan pelacakan lebih rinci terhadap setiap transaksi atau aset.
5. Laporan Keuangan: Berupa neraca, laporan laba rugi, dan arus kas yang memberi informasi menyeluruh tentang kondisi keuangan sekolah.
Kelima komponen ini membentuk sistem pencatatan keuangan yang lengkap, memastikan setiap transaksi terdokumentasi dengan baik dan mudah diakses ketika diperlukan.
Efektivitas SIA dalam Mendukung Keuangan Sekolah
Efektivitas SIA sangat tergantung pada beberapa aspek, seperti keamanan data, waktu respons, akurasi, relevansi, fleksibilitas laporan, ketersediaan infrastruktur, kualitas informasi, dan penggunaan teknologi. Damayanthi (2012) menekankan bahwa SIA yang efektif akan memberikan informasi akurat tepat waktu, menjaga keamanan data, dan menyediakan fleksibilitas laporan yang dibutuhkan.
Beberapa indikator efektivitas SIA meliputi:
- Keamanan Data: Sistem yang baik akan melindungi data keuangan dari ancaman, baik internal maupun eksternal.
- Akurasi dan Relevansi Informasi: SIA yang efektif menghasilkan informasi yang akurat dan relevan dengan kondisi keuangan sekolah, sehingga membantu dalam pengambilan keputusan.
- Fleksibilitas Laporan: Sistem harus mampu menghasilkan laporan yang beragam sesuai kebutuhan pengguna, seperti laporan harian, bulanan, atau tahunan.
Implementasi dan Tantangan dalam Penerapan SIA di Sekolah
Dalam menerapkan SIA, sekolah membutuhkan infrastruktur memadai seperti perangkat keras, perangkat lunak, dan pelatihan bagi staf. Setiap sekolah perlu menyesuaikan SIA dengan kebutuhan spesifiknya. Misalnya, sekolah swasta yang bergantung pada dana SPP memerlukan modul khusus untuk manajemen SPP.
Namun, penerapan SIA juga menghadapi tantangan, seperti keterbatasan sumber daya, kurangnya pelatihan staf, dan resistensi terhadap perubahan dari sistem manual ke digital. Oleh karena itu, manajemen sekolah harus memastikan kesiapan sumber daya manusia dan infrastruktur sebelum menerapkan SIA, serta memberikan pelatihan yang memadai agar staf dapat menjalankan sistem dengan baik.