Di Kecamatan Bumijawa dan Bojong, keduanya menjadi pusat pertumbuhan bagi kecamatan-kecamatan yang berada disisi selatan dan jauh dari ibukota Kabupaten Tegal. Dengan demikian, pembangunan di Kabupaten Tegal bisa dilakukan dengan cara merata. Hal tersebut menunjukan bahwa ekonomi lokal mampu mengatasi disparitas antar wilayah yang selama ini menjadi momok menakutkan dalam pengembangan wilayah
Secara khusus, pemerintah belum mengeluarkan peraturan terkait pengembangan ekonomi lokal. Pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Tegal terjadi secara alamiah atau turun-temurun. Belum ada penanganan serta pelatihan lebih lanjut oleh pemerintah dengan menggandeng pihak ketiga, dalam hal ini pihak swasta atau non pemerintah.Â
Meski demikian, pemetintah dan masyarakat berinisiatif untuk membuat suatu forum usaha ekonomi lokal sebagai wadah untuk lebih mengembangkan ekonomi lokal yang ada yang bernama FEDEP. FEDEP juga merupakan jaringan bagi kabupaten atau kota di Jawa Tengah yang sedang mengembangkan ekonomi lokal. Adanya FEDEP membantu masyarakat dan pemerintah lokal dalam merencanakan pembangunan ekonomi lokal.
Menurut data yang dikeluarkan oleh FEDEP, potensi lokal yang ada di Kabupaten Tegal terdiri dari beberapa klaster, yakni klaster batik dan konveksi, klaster hortikultura, klaster shuttle kock, dan klaster industri logam. Kesemua klaster yang ada berkembang dengan baik di Kabupaten Tegal. Klaster industri logam, misalnya menjadi salah satu klaster andalan pula bagi Kabupaten Tegal dalam meningkatkan daya saing. Klaster ini terdiri dari berbagai macam usaha logam, mulai dari usaha skala kecil hingga besar.
Industri logam di Kabupaten Tegal sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan masih tetap eksis hingga sekarang. Eksistensi industri logam Kabupaten Tegal bahkan telah tersebar hingga mancanegara sampai-sampai Kabupaten Tegal dijuluki sebagai Jepangnya Indonesia. Untuk usaha shuttle kock pun tidak kalah dengan industri logam yang ada. Shuttle kock buatan masyarakat Tegal telah digunakan dibanyak pertandingan bulutangkis baik tingkat nasional maupun internasional. Ini disebabkan oleh kualitas shuttle kock yang cukup baik. Usaha ini juga sudah berlangsung lama, sayangnya untuk saat ini geliat usaha shuttle kock sudah mulai menurun.
Ekonomi lokal sudah sejak lama tumbuh dan berkembang di Kabupaten Tegal. Banyak sebab yang mendasari perkembangannya, seperti budaya lokal serta keanekaragaman sumberdaya alam. Kebanyakan industri lokal yang ada merupakan industri turun-temurun sejak zaman pemerintahan Belanda.
 Pemerintah Kabupaten Tegal sendiri pada dasarnya tidak memiliki kiat-kiat khusus dalam pengembangan ekonomi lokal karena dengan sendirinya usaha-usaha lokal terseut berkembang. Pemerintah hanya mencoba ikut serta dalam kelembagaan FEDEP dimana kelembagaan tersebut dipimpin oleh pengusaha lokal dengan pemerintah sebagai wakilnya.
Perkembangan ekonomi lokal di Kabupaten Tegal banyak memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi perkembangan Kabupaten Tegal. Hal itu dapat dilihat dari kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja dan juga pendapatan daerah yang cukup besar. Pada tulisan ini, usaha ekonomi lokal yang coba diulas adalah usaha yang bergerak pada kegiatan tekstil dan konveksi, serta tanaman hortikultura.Â
Alasannnya adalah kedua kegiatan tersebut masih akan bertahan dalam waktu yang cukup lama dengan perkembangan yang semakin signifikan. Kedua kegiatan tersebut dari sisi jumlah usahanya mencapai 1183 usaha kecil pada kegiatan tekstil dan konveksi dan 9937 unit usaha kecil diegiatan pertanian hortikultura. Jumlah ini akan terus bertambah mengingat keberhasilan masyarakat Kabupaten Tegal telah dirasakan oleh mereka sendiri dan keberhasilan itu menjadi motivasi untuk masyarakat lain untuk membuka usaha baru dibidang tekstil, konveksi, dan budidaya tanaman hortikultura.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H