Mohon tunggu...
Fathi Almirhea
Fathi Almirhea Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Program Studi Pembangunan Wilayah Fakultas Geograafi Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hirarki Sentralitas Kecamatan di Kabupaten Tegal

15 Februari 2016   17:21 Diperbarui: 15 Februari 2016   18:29 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika dilihat secara spasial, maka di Kabupaten Tegal terdapat beberapa pusat dengan hirarki tinggi dan disekitarnya dikelilingi oleh hirarki yang lebih rendah, dan kelilingi lagi oleh hirarki paling rendah. Kecamatan Slawi menjadi pusat utama dan sebelah utaranya yakni Kecamatan Adiwerna menjadi pusat perekonomian dan sebelah selatan terdapat pusat perdagangan serta industri kecil. Disekeliling pusat-pusat yang ada terdapat kecamatan dengan indeks sentralitas berhirarki II, antara lain Kecamatan Pangkah, Kecamatan Balapulang, Kecamatan Dukuhturi. Sedangkan hirarki III kebanyakan memiliki letak wilayah yang jauh dari pusat kabupaten, seperti Bumijawa, Kedungbanteng, Tarub, dan Warureja.

Akan tetapi tidak semua kecamatan yang posisinya jauh dari pusat kabupaten mempunyai hirarki yang rendah dan kecamatan yang letaknya dekat dengan pusat kabupaten mempunyai hirarki yang tinggi. Ada beberapa kecamatan yang letaknya dekat dengan pusat-pusat pertumbuhan justru mempunyai hirarki pusat pelayanan yang rendah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti jumlah penduduk yang terlampau banyak namun tidak dibarengi dengan penambahan jumlah fasilitas yang ada, atau fasilitas pelayanan yang ada hanya berupa fasilitas pelayanan berhirarki rendah yang jangkauannya sempit dan hanya mampu melayani sedikit penduduknya. Beberapa kecamatan yang dekat dengan pusat kabupaten biasanya lebih bergantung pada pusat kabupaten. Artinya, para masyarakat lebih senang pergi ke pusat kabupaten untuk memenuhi kebutuhannya dibanding pergi ke fasilitas yang sama yang ada di wilayah dia tinggal. Pembangunan fasilitas pelayanan pun semakin sedikit karena permintaan dari masyarakatnya tidak terpenuhi. Kalaupun dibangun fasilitas pelayanan, maka sedikit penduduk yang akan menggunakan. Contohnya seperti pendidikan, penduduk dari Kecamatan Kedungbanteng lebih memilih untuk bersekolah ke Kecamatan Pangkah atau Kecamatan Slawi karena akses yang mudah meskipun sebenarnya sudah dibangun sekolah di kecamatan tersebut.

Selain itu, perkembangan masing-masing wilayah turut mempengaruhi hirarki  yang ada. Masih banyak wilayah-wilayah yang perkembangannya cenderung lambat. Banyak faktor yang mempengaruhi, misalnya kurang adanya potensi sumber daya alam, keterjangkauan dan akses jalan serta transportasi ke tempat tujuan. Tidak adanya kegiatan yang memberikan efek pengganda besar sehingga mempengaruhi sektor lain untuk bergerak, dan lain sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun