Kopi, minuman yang dikenal di seluruh dunia karena aroma dan rasanya yang khas, telah menjadi bagian penting dari budaya dan kehidupan sehari-hari di banyak negara. Minum kopi tidak hanya tentang menikmati rasanya tetapi juga tentang pengalaman sosial dan ritual. Banyak orang menikmati kopi sebagai bagian dari rutinitas harian mereka, baik untuk memulai pagi dengan semangat, untuk bersantai di tengah hari, atau untuk menikmati waktu bersama teman dan keluarga.
Kopi asli Indonesia adalah representasi dari kekayaan alam dan budaya negeri ini. Dengan karakteristik rasa, aroma, dan kualitas yang istimewa, kopi Indonesia terus memikat hati pencinta kopi di seluruh dunia. Kopi Indonesia telah diakui secara global karena memiliki kelebihan dari ragam varietas, kualitas, dan rasa yang bervariasi. Hal tersebut terjadi karena penanaman kopi menjadi mudah sebab ada aspek-aspek unggul yang ada di Indonesia, seperti iklim tropis, luas wilayah, banyak pegunungan tinggi, dan memiliki banyak ketersediaan air. Selain itu, terdapat faktor lain yang mempengaruhi rasa dari sebuah biji kopi yaitu kondisi tanah, ketersediaan unsur hara, geografis, dan curah hujan.
Berdasarkan data kementerian pertanian, produksi kopi mencapai 789 ribu ton pada 2024-2026 dan ekspor yang diprediksikan meningkat, mulanya 420 ribu ton hingga 427 ribu ton. Sementara itu, jumlah konsumsinya diprediksi mengalami penurunan dari sekitar 379 ribu ton pada 2022, 372 ribu ton pada 2023, hingga 368-361 ribu ton pada 2024-2026. Di Indonesia sendiri, produksi kopi hampir 90% menggunakan bibit Robusta. Namun, tahukah kalian jika kopi Arabika Indonesia-lah yang justru menduduki peringkat kopi terbaik dunia? Kopi Arabika merupakan salah satu contoh bahwa kopi lokal telah eksis di dunia. Rasa varietas kopi ini mempengaruhi potensi kopi sebagai produk lokal yang dapat bersaing di pasar global. Sebagai warga lokal mari kita menyelami sejarah perkembangan dan mengungkap peran kopi arabika Indonesia dalam pasar global.
Kopi arabika sendiri pertama kali dibawa oleh Adrian Van Ommen dari India untuk ditanam di Batavia (Jakarta). Dan akhirnya pada tahun 1711 biji kopi tersebut dapat diekspor ke Eropa oleh VOC. Bibit kopi Arabika dibawa oleh VOC dengan tujuan untuk meruntuhkan monopoli Arab. Belanda pertama kali menanam bibit kopi tersebut di Jakarta, Sukabumi, dan Bogor, hingga mendirikan perkebunan kopi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, serta beberapa di Sumatera, dan Sulawesi. Kini Indonesia menjadi salah satu produsen kopi terbesar di dunia.
Kopi arabika paling dikenal karena mutu dan cita rasanya. Tanaman arabika memiliki karakteristik seperti biji picak, daun hijau tua, dan berombak-ombak. Kopi arabika khas Indonesia benar-benar digandrungi oleh penikmat kopi di seluruh dunia karena rasanya lebih mewah dan kompleks. Ada 5 jenis kopi arabika Indonesia paling populer di dunia, yaitu arabika Sumatera, arabika Jawa Barat, arabika Bali, arabika Toraja, dan arabika Flores. Kopi arabika Sumatera merupakan produksi tertinggi arabika yang ada di Indonesia. Dari kelima jenis arabika, arabika Sumatera yang paling istimewa. Arabika Sumatera mempunyai nama lain yaitu kopi Sidikalang, kopi Mandailing, dan yang terakhir kopi Lintong. Kopi ini dinilai bercita rasa paling berat dan kompleks. Ciri-ciri rasa dari kopi ini aromanya wangi, sedikit asam, kental di mulut, pahit, namun bertekstur halus. Dilansir dari indonesiabaik.id, kopi arabika Sumatera menguasai 70% ekspor kopi Indonesia ke seluruh dunia. Oleh sebab itu, kopi arabika dijual lebih mahal dari robusta.
Upaya petani kopi untuk meningkatkan produksi arabika yaitu dengan cara mulai mengganti tanaman kopi dari robusta ke arabika agar memenuhi permintaan ekspor yang terus meningkat. Petani dan komunitas lokal kopi di Indonesia bersemangat untuk menghasilkan biji kopi arabika berkualitas tinggi lalu mengenalkan melalui program-program sertifikasi dan inovatif berkelanjutan yang diterapkan dalam industri kopi. Pada tahun 2018, Indonesia mengikuti berbagai event kompetisi kopi tingkat internasional bahkan memperoleh 6 gelar juara kopi speciality pada Forum Speciality Coffee Association of America (SCAA) maka tidak akan diragukan lagi kualitas kopi lokal kita di mata dunia (swadayaonline.com). Perubahan dalam volume ekspor dapat memiliki dampak signifikan terhadap pendapatan ekspor dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Masyarakat Indonesia harus yakin dan cermat untuk menjalankan industri kopi arabika karena peningkatan ekspornya sangat baik khususnya di negara Amerika Serikat.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat ditarik simpulan bahwa kopi arabika dari Indonesia merupakan kopi dengan peringkat terbaik di dunia. Kopi arabika dari Indonesia menjadi salah satu produk lokal yang sering diekspor dan hal ini berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
Referensi:
Maulani, R. D., & Wahyuningsih, D. (2021). Analisis Ekspor Kopi Indonesia pada Pasar Internasional. Diakses dari https://journal.trunojoyo.ac.id/pamator/article/view/8692
Gumulya, D., & Helmi, I. S. (2017). Kajian budaya minum kopi indonesia. Diakses dari https://www.e-journal.trisakti.ac.id/index.php/dimensi/article/view/1785
Ruston, M. (2017). Sejarah Singkat Kopi Indonesia. Diakses dari https://bakulemartabak.blogspot.com/2017/03/sejarah-singkat-kopi-indonesia.html
Santika, E. (2024). Ini Gambaran Produksi, Ekspor, Konsumsi Kopi Indonesia hingga 2026. Diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/04/16/ini-gambaran-produksi-ekspor-konsumsi-kopi-indonesia-hingga-2026
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H