Mohon tunggu...
fathia ailsa
fathia ailsa Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hidup seperti larry

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Tren Self-Diagnose di Kalangan Remaja

18 Desember 2020   00:23 Diperbarui: 18 Desember 2020   00:28 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

       2. Pahami diagnosis dan lanjutkan ke psikiater bila mendapat rujukan

Memahami diagnosis yang diberikan oleh psikolog sangat penting untuk dilakukan. Jika anda telah mendapat rujukan untuk melanjutkannya ke psikiater, segera lakukan hal tersebut. Hal itu merupakan sebuah tanda bahwa kemungkinan besar anda memiliki gangguan mental yang membutuhkan perawatan lebih.

      3. Jangan takut untuk berbagi cerita dengan orang terdekat

Jika anda sudah mendapat diagnosis, jangan takut untuk bercerita dengan orang terdekat mengenai kesehatan mental anda. Carilah seseorang yang sudah dipercaya dan dapat mendengarkan cerita anda dengan baik. Dengan begitu, anda akan merasa lebih lega dan jauh lebih baik dari sebelumnya.

      4. Tingkatkan kesadaran akan kesehatan mental pada sesama

Memberi informasi mengenai kesehatan mental kepada sesama sangat penting untuk meningkatkan perhatian masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mental. Tidak lupa, berikan informasi mengenai cara mengatasi berbagai gangguan mental agar tidak terjadi self-diagnosis.

Informasi dari internet memang penting untuk meningkatkan wawasan kita mengenai kesehatan mental. Namun, jika gejala yang dirasakan sudah mengganggu keseharian anda segera konsultasikan kepada bantuan yang lebih professional seperti psikolog dan psikiater. Self-diagnosis harus dihindari karena dapat menimbulkan berbagai dampak negatif dan dapat membahayakan diri sendiri. Maka dari itu, pahamilah kesehatan mental anda dan konsultasikan apabila terdapat sesuatu yang mengganjal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun