Indonesia mendapatkan mandat dan kesempatan yang luar biasa pada serangkaian Presidensi G20. Presidensi G20 Indonesia sangat berkorelasi pada penguatan arsitektur kesehatan global. Salah satunya adalah pembentukan Pandemic Fund yang akan mendukung pembiayaan kesiapsiagaan negara berpendapatan rendah dan menengah dalam menghadapi pandemi di masa depan. Kini kita ketahui bahwa pandemi belum berakhir, varian Covid-19 XBB mulai terdeteksi di Indonesia, masyarakat dihimbau tetap mengenakan protokol kesehatan yang tepat dan tetap menjaga kesehatan dengan baik.Â
Presiden Jokowi mengatakan, "inisiatif tersebut harus diikuti penambahan kontribusi pendanaan agar berfungsi secara optimal, arsitektur kesehatan global harus diperkuat. Tidak hanya untuk menanggulangi pandemi saat ini, namun juga untuk mempersiapkan dunia agar memiliki daya tanggap dan kapasitas yang lebih baik dalam menghadapi krisis kesehatan lain kedepannya."
Selanjutnya, Presiden Jokowi juga mendorong agar negara berkembang diberdayakan sebagai bagian dari solusi. Menurut Presiden, kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan dan negara berkembang perlu kemitraan yang memberdayakan. Negara berkembang juga harus menjadi bagian rantai pasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset.
Presiden pun menegaskan bahwa dunia tidak boleh mengulang kesalahan saat pandemi Covid-19. Menurut beliau, pandemi Covid-19 yang sudah dialami adalah pelajaran berharga untuk menyiapkan dunia dari darurat kesehatan global.
Oleh karena itu, upaya pemerintah dalam menyusun arsitektur kesehatan global terus diupayakan. Utamanya dalam pertemuan forum G20 antara Menteri Kesehatan RI dan Menteri Kesehatan anggota negara G20 beserta jajaran mengenai arsitektur kesehatan global telah menghasilkan 5 poin yang disahkan melalui outcome document. Pertama, yakni penguatan dukungan atas pendirian Pendirian Financial Intermediary Fund (FIF) atau Dana Perantara Keuangan.Â
Kedua, adanya susunan yang terstruktur untuk memobilisasi sumber daya esensial kesehatan. Ketiga, Penguatan genomic surveillance, serta penggunaan platform kerja sama berbagi data patogen untuk kesiapsiagaan dan penanganan pandemi yang lebih baik. Keempat, penguatan dukungan adanya platform bersama dalam menghubungkan berbagai sistem digital. Kelima, memperluas networking pusat penelitian dan manufaktur global.
Dengan kelima poin tersebut, telah dibuktikkan bahwa Presidensi G20 menghasilkan banyak manfaat, salah satunya mendiskusikan terkait kelanjutan dan persiapan arsitektur kesehatan global untuk saat ini dan juga masa depan.
Salam sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H