ALMANAK HUJAN
Fath WS
Awan
lihatlah bumi kami
tumpah ruah air hingga cadas dan bebatuan menggigil
jiwa ini menciut kehilangan akal
karena tangan-tangan kami telah rakus mencabik alur hujan yang kau lahirkan
awan,
ijinkan kami berangan
engkau tak kan binal mencerca kami
mengirim hujan
menggandeng badai
mencumbui kami
hujan
pada musimmu
sejenak jiwa kami teduh
ketika gemulai menyapa kami
namun hujan
saat gairahmu menderu
berbagai menu menjejal kami
tak lagi suka kami dapati
tinggalah pilu selimuti bumi
ya Robb,
ketika bumi kesakitan
walau tak semua tangan kami suci
jangan biarkan hujan menyayat jiwa-jiwa kami yang berselimut pilu.
Lembah Tidar, 27 Mei 2012
---------------------------------------
JEJAK HUJAN
Fath WS
tergesa
hujan tinggalkan pematang
menyisakan kenangan
nyanyian petani
tanpa cumbumu
bumiku merekah
memola
bagai sketsa kemurungan
tanpa nadamu,
nyanyian padi sumbang
sekam tak lagi menari
tetumbuhan lunglai
nafas pun tersengal
tanpa hadirmu,
berpasang-pasang bola mata nanar
menahan harap yang mendebu
kristal air mata menitik
mewakili pedih yang menggumpal
Lembah Tidar, 26 Mei 2012
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI