Tuhan, bukannya aku menyesali hari kemarin
Bukannya aku takabur menatap hari esok
Bahkan hari ini, aku taku menyongsong matahari
Yang kupikir, mungkin jiwaku ini tidak lagi menyatu dengan waktu
Tuhan, banyak sekali buih dosa di tubuh ini
Kupikir, tak ada cara mengikisnya lagi
Selain ampunan dariMU
Kembali suci nan fitrah
Tuhan, ada banyak kesedihan menyayat hati
Merampas sisi-sisi serambi di Qalbu ini
Mungkin, aku lupa cara tersenyum
Tertikam oleh panah misterius
Tuhan, kisah indah apa yang harus kutanam?
Kerlingan mata apa yang harus kutatap?
Pesona senyum apa yang harus kulukis?
Dan pribadai apa yang harus kudidik?
Tuhan, rangkaian cerita kemarin biarlah menjadi cerita
Cerita haru bertajuk gulana
Biarkan hari-hariku kembali ceria
Dalam tegasnya tatapan mata
Tuhan, andaikata esok aku masih kau beri nafas
Dan masih kau beri detakan jantung
Bimbinglah aku terus mengucap asma-Mu
Untuk berdikari menyambut kemantapan iman merangkulku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H