Dalam mengatasi permasalahan gizi terdapat dua solusi yang dapat dilakukan, yaitu dengan intervensi spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik diarahkan untuk mengatasi penyebab langsung dan tidak langsung masalah gizi, sedangkan intervensi sensitif diarahkan untuk mengatasi akar masalahnya dan sifatnya jangka panjang.Â
Intervensi sensitif salah satunya meningkatkan pengetahuan. Contoh kegiatan penanganan stunting di desa adalah pembangunan atau rehabilitasi Poskesdes/Polindes dan Posyandu, konseling dan penyediaan makan sehat untuk peningkatan gizi balita, perawatan kesehatan untuk ibu hamil dan menyusui, pembangunan sanitasi dan air bersih, pembangunan MCK, pelatihan dan pembinaan kader kesehatan masyarakat, pembangunan PAUD dan pembinaan tutor PAUD, sosialisasi dan edukasi gerakan hidup bersih dan sehat.Â
Selama kurun waktu 2015 -2017 di seluruh Indonesia sudah terbangun 82.356 sarana MCK, 32.711 unit air bersih dan 45.865 sumur yang didanai Dana Desa. Program pemberian makanan tambahan dalam bentuk makanan lokal ini menjadi salah satu kegiatan dari program padat karya tunai untuk kesehatan.Â
Fokusnya adalah pada zat gizi makro maupun zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil yang sangat diperlukan dalam upaya pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita stunting. Sedangkan pemberian makanan tambahan pada anak usia sekolah dasar diperlukan untuk meningkatkan asupan gizi serta menunjang kebutuhan gizi selama di sekolah dan pada usia remajanya. Makanan tambahan yang diberikan dapat berbentuk makanan keluarga berbasis pangan lokal dengan resep-resep yang dianjurkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H