Mohon tunggu...
Fathan Yuda Febrianda
Fathan Yuda Febrianda Mohon Tunggu... Programmer - Staf IT PT Layanan Data Solusi Indonesia, Lulusan S1 Hubungan Internasional UPN Veteran Jakarta

Saya adalah Staf IT di sebuah perusahaan PT Layanan Data Solusi Indonesia dan lulusan S1 Hubungan Internasional UPN Veteran Jakarta. Saya memiliki minat di bidang hubungan internasional, keamanan dan pertahanan, geopolitik, ekonomi, perdagangan global, sejarah, politik, sosial, budaya, dan olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pembelian Kapal Fregat Kelas PPA Untuk Memperkuat Pertahanan Laut Indonesia dari Potensi Konflik Laut China Selatan

31 Mei 2024   16:23 Diperbarui: 31 Mei 2024   16:48 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Dari tabel komparasi tersebut Kita bisa melihat bahwa fregat kelas PPA memiliki keunggulan dimensi dan daya jelajah dibandingkan fregat China dan Vietnam. Hal ini sangat penting karena wilayah perairan Laut China Selatan memiliki luas yang besar untuk dijaga sehingga diperlukan kapal perang yang mampu menampung persenjataan dan persediaan tempur dalam jangka waktu lama.

Dengan begitu maka fregat kelas PPA dapat melakukan misi pertempuran laut dalam jangka waktu lama selama 30 hari tanpa perlu berlabuh dengan jarak jelajah yang cukup jauh sebanyak 5000 mil laut (9,300 km) dalam kecepatan 15 knot (28 km/jam) serta kecepatan kapal yang tinggi yaitu sebanyak 32 knot (59.2 km/jam) sehingga kapal memiliki kelebihan di dalam mencari sasaran musuh dengan lebih leluasa. Sementara fregat China dan Vietnam hanya mampu melakuakan pelayaran selama 21 dan 20 hari tanpa perlu berlabuh.

Namun China dan Vietnam menkonpensasinya dengan kuantitas yang lebih tinggi. Fregat kelas 045A milik Angkatan Laut China memiliki kapal yang aktif berdinas sebanyak 35 kapal dan 15 kapal sedang berada dalam proses pengerjaan sehingga diproyeksikan terdapat 50 kapal untuk satu kelas kapal tersebut. Armada Selatan Agkatan Laut China yang bertanggung jawab beroperasi di wilayah Laut China Selatan memiliki 14 fregat Kelas 045A. Vietnam sendiri memiliki enam kapal fregat Kelas Gepard 3.9 (Anggoro, 2024; Seaforces-Online, 2024d).

Hal ini sangatlah kontras dengan jumlah kapal fregat kelas PPA yang hingga saat ini hanya ada dua kapal yang sedang dipesan. Dengan jumlah yang sedikit ini membuat operasional kapal semakin berat karena kondisi medan wilayah operasi seperti Laut China Selatan yang berukuran sangat luas dan memiliki tantangan pertempuran yang kompleks. Dengan begitu perlu adanya tambahan jumlah untuk kapal fregat sekelas PPA atau kapal jenis lain yang lebih canggih dan besar di dalam menjamin kemampuan tempur TNI-AL di wilayah Laut China Selatan dalam mengantisipasi kondisi konflik maritim di wilayah tersebut.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Dalam tabel tersebut kita dapat melihat bahwa kualitas sistem rudal pertahanan udara fregat kelas PPA mengungguli rudal anti pesawat fregat China dan Vietnam berkat daya jelajah dan teknologi rudal yang berkualitas lebih baik dibandingkan kapal tersebut. Hal ini bisa terjadi karena kemampuan jelajahnya dapat melebihi 100 km serta memiliki pemandu active homing radar tertanam di dalam radar sehingga dapat mencari sasaran dengan mandiri dan leluasa. 

Hal ini sangatlah berbeda dengan fregat China dan Vietnam di mana awak kapal harus mengontrol rudal ketika sudah diluncurkan agar menjamin pencegatan oleh rudal. Kualitas rudal Aster 30 tersebut diyakini dapat menjadi kompensasi bagi jumlah fregat kelas PPA yang baru hanya ada dua saja di dalam inventoris TNI-AL sehingga dapat dihandalkan untuk misi pertahanan udara di wilayah perairan Indonesia yang berbatasan dengan Laut China Selatan yang luas (Biro Humas Setjen Kemhan, 2024b; Seaforces-Online, 2024b).

Yang menjadi kelemahan bagi fregat kelas PPA yaitu kuantitas rudal yang dapat diluncurkan dari kapal. kelas PPA hanya dapat meluncurkan 16 rudal anti pesawat Aster 30 dalam misi pertempurannya. Sementara kelas Type 054A milik AL China mampu meluncurkan 32 rudal dalam misi pertempurannya. 

Jumlah rudal yang dapat ditampung dalam satu kapal serta jumlah kapal di dalam armada selatan AL China bisa menjadi kompensasi bagi AL China terhadap kemampuan rudal anti pesawat kelas PPA yang lebih canggih sehingga secara teknis dapat mencakup wilayah-wilayah laut yang dikuasai China.

Rudal Sosna-R yang ada di fregat Vietnam sendiri sudah diunguli oleh rudal anti pesawat Aster 30 karena perbedaan peruntukan rudal dan kualitasnya yang berbeda cukup jauh. Rudal Sosna-R sendiri diyakini hanya optimal untuk perlindungan kapal dan wilayah dalam jarak yang cukup dekat serta tidak dirancang untuk melakukan misi pencegatanb rudal balistik musuh. Sementara rudal Aster dapat mencakup wilayah yang luas dan mencegat rudal balistik (Perdana, 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun