Opsi rudal anti kapal yang paling memungkinkannya yaitu rudal Exocet 40 Block 3 yang telah dimiliki oleh TNI-AL sendiri. Rudal Exocet 40 Block 3 memiliki daya jelajah sejauh 180 km. Sama halnya dengan rudal Otomat Teseo Mk2/E, rudal Exocet MM40 Block 3 juga dapat diatur menjadi rudal serang terhadap sasaran darat berkat pemandu GPS yang ditanam di dalam rudal(Indonesia Defense Magazine, 2023a; Peruzzi, 2023b).
Sistem pertahanan udaranya yaitu dengan rudal anti pesawat Aster 30. Aster 30 adalah rudal anti pesawat yang memiliki kemampuan untuk mencegat berbagai jenis ancaman udara dari drone, pesawat, rudal anti kapal, rudal jelajah, hingga rudal balistik musuh. Aster 30 memiliki jarak jelajah sejauh 120-150 km dan dipandu dengan radar active homming yang tertanam di dalamnya sehingga mampu mencari sasaran secara mandiri setelah diluncurkan.Â
Aster 30 di dalam kelas PPA dapat diluncurkan dari sistem peluncur vertikal berjenis DCNS SYLVER A50 VLS yang terdiri dari 16 tabung peluncur. Sistem peluncur ini memiliki kelebihan untuk mempercepat daya tembak karena tidak perlu isi ulang rudal ketika kapal sedang berlayar seperti sistem peluncur generasi sebelumnya.
Sistem anti kapal selamnya yaitu torpedo ringan MU90 Impact yang diluncurkan dari peluncur torpedo Leonardo/WASS B-515/3 324mm. Torpedo MU90 Impact sendiri memiliki daya jelajah sejauh 10-23 km sesuai dengan kecepatan yang telah ditentukan ketika penguncian sasaran. Torpedo MU90 Impact dapat menyelam sedalam 1000 meter sehingga mampu mengincar kapal selam di berbagai kedalamam yang umumnya dilewati kapal selam militer musuh (Seaforces-Online, 2024a; Turdef, 2024).
Sistem pertahanan bela dirinya yaitu dengan meriam Oto-Melara/Oerlikon KBA 25/80 remote guns yang memiliki kaliber 25mm dapat menembakkan sasaran seperti pesawat, kapal kecil, dan sasaran darat dalam jarak 2 km serta dapat dikendalikan dengan sistem remote control.Â
Selain itu kapal kelas PPA juga dilengkapi dengan peluncur suar untuk mengecoh rudal dan sistem pengacau elektronika musuh yang digunakan untuk menyerang kapal. Untuk menghadapi ancaman perompakan, fregat kelas PPA memiliki sound system beladiri akustik dari ancaman perompak yang dapat mengeluarkan suara yang mengganggu pendengaran perompak (NavWeaps, 2024; Seaforces-Online, 2024c).
Radar dan sonar yang ditanam pada fregat kelas PPA yaitu radar Leonardo AESA 3D Dual Band dan Leonardo ATAS (Active Towed Array Sonar). Radar Leonardo AESA 3D Dual Band adalah kombinasi radar C dan X-Band yang sama-sama memiliki teknologi AESA. Kemampuan deteksi sistem yaitu dapat menangkap target sejauh 200 km dalam mode dual untuk mencari sasaran kapal dan pesawat dan 300 km dalam mode pencarian sasaran seperti pesawat berawak.
Radar Leonardo AESA 3D Dual Band memiliki cakupan pencarian sasaran yang luas yaitu mampu mencari sasaran dengan putaran sebesar 360 derajat dan kemiringan sebanyak 90 derajat sehingga kapal dapat memiliki kewaspadaan terhadap target permukaan darat, laut, dan udara sekaligus secara menyeluruh.Â
Radar tersebut umumnya juga memiliki kemampuan pencarian sasaran yang lebih aktif dan lincah serta ketangguhan di dalam menghadapi pengacauan elektronika dari musuh dibandingkan teknologi radar terdahulu seperti radar PESA (Passive Electronically Scanned Array) yang bersifat pasif dan lebih rentan terhadap serangan elektronika musuh (Leonardo, 2024; RF Wireless World, 2012).