Pada saat ini pestisida kimia banyak digunakan oleh para petani untuk membasmi hama pengganggu tanaman, karena penggunaannya yang efisien, para petani menggunakan pestisida kimia untuk meningkatkan produksi pada lahan pertanian. Padahal jika kita melihat dampak-dampak yang dapat ditimbulkan dari pestisida kimia ini sangat berbahaya bagi lingkungan, para petani, maupun organisme lain.
Sulitnya Penggunaan Pestisida Kimia
Pestisida merupakan kumpulan zat atau campuran yang digunakan untuk mencegah serangan hama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Puspitarani (2016), yang mana pestisida merupakan suatu zat atau campuran yang digunakan sebagai pengendali, pencegah, atau penangkal serangan hama.
Penggunaan pestisida terkadang dapat memberi dampak positif, kadang juga menimbulkan dampak negatif. Kok bisa? Hal ini dikarenakan pestisida itu sendiri yang memiliki kandungan senyawa kimia yang berbahaya terhadap keberadaan hama, namun juga berdampak terhadap ekosistem sekitar.
Mengapa bisa begitu? Hal itu bisa terjadi karena penggunaan pestisida yang tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Terkadang para petani berpikir bahwa jika dosis pestisida yang diberikan ditingkatkan, maka serangan hama semakin lama akan semakin menurun.
Akan tetapi, kejadian yang sebenarnya tidak seperti yang mereka bayangkan, namun malah sebaliknya. Dimana penggunaan pestisida dengan dosis yang berlebihan akan mengakibatkan beberapa dampak negatif, seperti polusi lingkungan, meningkatkan biaya pengendalian, meningkatkan kematian organisme non target, serta menjadikan hama menjadi resistan (Yuantari, et al., 2015).
Mengkudu dapat mengusir kawanan hama tikus
Buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan buah yang kaya manfaat sehingga tidak heran jika buah ini dijadikan sebagai salah satu bahan obat-obatan. Buah mengkudu adalah sejenis tanaman yang memiliki batang yang pendek dan memiliki banyak cabang dengan ketinggian pohon sekitar 3-8 m di atas permukaan tanah.Â