Tepat tanggal 18 Januari 2024, genap 17 tahun aksi kamisan bergerak. Aksi Kamisan, gerakan yang dengan gigih mengejar keadilan dan hak asasi manusia di Indonesia.Â
Dari awal yang sederhana hingga statusnya saat ini, inisiatif ini menjadi simbol ketabahan, keuletan, dan seruan akan pertanggungjawaban.
Mengenang Titik Awal: Lahirnya Aksi Kamisan
Aksi Kamisan, yang dimulai pada tahun 2007, muncul sebagai respons terhadap serangkaian pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia. Berakar dari rentetan peristiwa di era reformasi, seperti Tragedi Semanggi, Trisakti, Tragedi 13-14 Mei 1998, Peristiwa Tanjung Priok dan kasus lainnya. Inilah yang menjadi topik/poin utama penuntutan para keluarga korban dan aktivis yang peduli terhadap ketidakadilan dan pelanggaran HAM di Indonesia.
Dibentuk oleh sekelompok aktivis yang peduli terhadap perlindungan hak dasar warga negara, gerakan ini memilih metode yang unik dan simbolis yaitu mengadakan aksi setiap Kamis di depan Istana Presiden.
Solidaritas yang Tak Pernah Luntur
Seventeen tahun berlalu, namun semangat solidaritas Aksi Kamisan tidak pernah luntur. Setiap Kamis, para peserta berkumpul dengan penuh semangat, membawa spanduk, poster, dan foto-foto yang menggambarkan korban-korban pelanggaran HAM. Mereka membentangkan poster dan menyuarakan tuntutan mereka, meminta pertanggungjawaban bagi pelaku kejahatan dan perlindungan yang lebih baik untuk hak asasi manusia.
Narasi Aksi Kamisan tidak hanya terjalin dari peristiwa yang mengejutkan dan tragis, tetapi juga dari keberanian dan ketahanan yang ditunjukkan oleh para peserta. Mereka melangkah maju, terus membangun momentum bagi perubahan, dan mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh pemerintah dan lembaga terkait.
Seiring berjalannya waktu, Aksi Kamisan telah memberikan dampak yang signifikan dalam membangun kesadaran sosial tentang hak asasi manusia di Indonesia. Gerakan ini berhasil menarik perhatian masyarakat, menginspirasi diskusi, dan memaksa pemerintah untuk merespons tuntutan mereka. Langkah-langkah kecil yang diambil setiap Kamis telah membentuk arus perubahan yang lambat namun pasti.
Tantangan dan Rintangan yang Diatasi
Perjalanan Aksi Kamisan tidak selalu mulus. Para peserta dihadapkan pada berbagai tantangan dan rintangan, termasuk intimidasi, penangkapan, dan keengganan pihak berwenang untuk merespons tuntutan mereka. Namun, keberanian mereka untuk tetap berkumpul dan bersuara menjadi contoh ketangguhan dalam menghadapi kesulitan.