Mohon tunggu...
fathan ananrahirzi
fathan ananrahirzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya memiliki hobi foto dan hasilnya terkadang saya buat typhography lalu saya upload ke media sosial saya. saya juga sebagai mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Jakarta yang baru menempuh semester 3.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kritik Teknik Lobyying Pada Kasus Batalnya Indonesia Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

7 Mei 2024   21:53 Diperbarui: 7 Mei 2024   22:24 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sebagai penikmat dan pencinta sepakbola yang mengetahui berita ini, ingin berpendapat atau mengkritisasikan atas terjadinya kasus batalnya Indonesia menjadi tuan rumah di acara piala dunia U-20. Sebelumnya  hasil pengamatan saya sesuai dengan apa yang saya baca dan yang saya ketahui, serta juga kritik yang saya lakukan atas dasar dari sudut pandang saya sebagai penikmat dan pencinta sepakbola yang ikut merasakan emosionalnya.

Cukup yang kita semua ketahui betapa antusiasnya dan euforia nya seluruh masyarakat Indonesia ketika awal diumumkannya jika negara kita yaitu Indonesia terpilih menjadi tuan rumah serta ikut berpartisipasi dalam tournament besar yaitu piala dunia U-20. Namun menjelang acara ingin berlangsung munculah berita bahwa terdapat penolakan kepada salah satu timnas negara yaitu israel yang dimana israel juga menjadi peserta dalam ajang tournament tersebut. Kondisi ini memperburuk keadaan hingga terdengar hingga ke presiden FIFA. 

Dan dari sinilah yang saya lihat begitu memancing dari berbagai pihak mau itu dari per seorangan,pemerintahan ataupun suatu negara untuk menyikapi statement penolakan ini. Setelah adanya pemberitaan penolakan tim israel dari tournament ini presiden FIFA Gianni Infantino langsung menyatakan sikap untuk mengeluarkan Indonesia dari tuan rumah piala dunia U-20 tahun 2023, dan akan segera mengumumkan untuk tuan rumah berikutnya. 

Bukan hanya itu saja alasan FIFA mengeluarkan Indonesia menjadi tuan rumah, melainkan juga mengingat terjadinya tragedi kanjuruhan di bulan oktober 2023 silam. Sehingga presiden FIFA menimbang ulang atas keamanan dan kenyamanan standar yang dimiliki oleh FIFA untuk sebuah stadion.

Setelah statement dari FIFA resmi dikeluarkan, maka presiden PSSI yaitu Erick Thohir langsung mengagendakan untuk mengadakan pertemuan dengan presiden FIFA yaitu Gianni Infantino. Pak Erick Thohir ingin melakukan lobbying kepada FIFA supaya dapat mengembalikan Indonesia menjadi tuan rumah. 

Pak Erick Thohir sudah menyampaikan pesan yang dititipkan dari presiden, pecinta sepakbola, anak anak timnas U-20, dan dari para supporter setia sepakbola untuk bisa tetepa Indonesia menjadi tuan rumah. Namun sangat disayangkan lobbying yang pak Erick Thohir lakukan tidak mendapat hasil yang manis, keputusan yang dikeluarkan oleh FIFA sudah jelas dan tidak bisa di ganggu gugat, sehingga Indonesia sudah dipastikan gagal menjadi tuan rumah di piala dunia U-20 2023.

www.republika.id
www.republika.id
Pertama, kritik awal tentang lobbying yang dilakukan yaitu menurut pandangan saya ialah saya rasa pihak PSSI masih kurang memahami dan menguasai masalah yang masih terdapat di dalam stadion. Karena menguasai masalah juga merupakan aspek penting untuk melakukan lobbying untuk mendapat solusi dan opsi yang terbaik. 

Menurut saya FIFA menolak lobbying dari pak Erick Thohir karena masih kurangnya standar keamanan sebuah stadion yang sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan dan hal itulah yang menjadi salah satu masalah yang ada, sehingga proses melobi dalam hal ini mendapat respon negatif.

Selanjutnya melihat teknik lobby yang dilakukan oleh Erick Thohir dengan membawa dan menjelaskan blue print tentang transformasi sepakbola Indonesia yang diberi judul "garuda mendunia", dengan hal ini FIFA cukup memberikan sikap positif karena tidak menjatuhkan sanksi yang berat, namun untuk masalah menjadi tuan rumah tidak mendapat respon yang positif. Karena menurut kritik saya yaitu masi kurang dalam hal meyakinkan/menawarkan tentang regulasi peraturan di Indonesia, seperti yang kita tahu regulasi peraturan di Indonesia masih sangat jauh dari standar yang FIFA tentukan.

Kritik terakhir ialah harus lebih dapat memperjelas maksud dan tujuan, hal ini juga bersifat sangat penting dalam teknik melobi karena untuk menciptakan alur komunikasi dalam melobi menjadi jelas dan terarah. Hal ini berkaitan dengan kasus penolakan israel yang tidak diperbolehkan untuk ikut dalam ajang tournament ini, saya rasa jangan mencampurkan hal hal politik kedalam sepakbola sehingga Pak Erick Thohir harus bisa menjelaskan apa maksud dari penolakan yang dilakukan oleh beberapa pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun