Jakarta, 22 April 2024 - Pembelajaran online telah menjadi tren yang marak dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan kemunculan pandemi COVID-19. Metode ini menawarkan fleksibilitas dan aksesibilitas yang tak tertandingi, membuka peluang bagi siswa di seluruh dunia untuk mengenyam pendidikan tanpa terhalang batasan geografis. Namun, di balik kemudahannya, pembelajaran online juga menghadirkan dilema, khususnya dalam hal kenyamanan dan keefektifan belajar.
Kenyamanan yang Menggoda, Potensi Distraksi yang Tersembunyi
Di satu sisi, pembelajaran online menawarkan kenyamanan yang tak terelakkan. Mahasiswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja, sesuai dengan jadwal dan gaya belajar mereka masing-masing. Hal ini menjadi keuntungan besar bagi mahasiswa itu sendiri yang memiliki kesibukan lain, seperti pekerjaan atau tanggung jawab keluarga.
Namun, kenyamanan ini bagaikan pisau bermata dua. Kemudahan akses dan fleksibilitas waktu belajar juga dapat memicu potensi distraksi. Suasana rumah yang mungkin tidak kondusif, godaan media sosial, dan kurangnya interaksi langsung dengan guru dan teman sebaya dapat menghambat fokus dan konsentrasi belajar.
Keefektifan yang Dipertanyakan, Tantangan Adaptasi dan Motivasi
Di sisi lain, keefektifan pembelajaran online masih menjadi perdebatan. Beberapa mahasiswa mungkin merasa lebih sulit untuk fokus dan menyerap materi pelajaran dalam lingkungan online. Kurangnya struktur dan disiplin diri, serta minimnya interaksi langsung, dapat menjadi hambatan bagi siswa yang terbiasa dengan metode pembelajaran tradisional.
Selain itu, adaptasi terhadap teknologi dan platform pembelajaran online juga menjadi tantangan tersendiri. Tidak semua masiswa memiliki akses dan kemampuan yang memadai untuk mengikuti pembelajaran online secara efektif. Hal ini dapat memperlebar kesenjangan pendidikan, terutama bagi siswa di daerah terpencil atau dengan latar belakang ekonomi kurang mampu
"oh ya tentu mas! Pembelajaran online menawarkan fleksibilitas waktu dan tempat belajar yang lebih tinggi dibandingkan pembelajaran tatap muka. Namun juga sepengalaman saya  pembelajaran online dapat membuat saya merasa terisolasi dan kehilangan interaksi sosial dengan teman dan dosen. Beberapa temen saya  mungkin merasa sulit untuk tetap termotivasi untuk belajar secara online, terutama jika mereka tidak terbiasa dengan metode belajar mandiri. Lagian juga kan Tidak semua orang memiliki keterampilan digital yang memadai untuk mengikuti pembelajaran online. Hal ini dapat membuat mereka kesulitan mengakses materi pembelajaran dan berpartisipasi dalam kegiatan online" Ujar Fatin salah satu mahasiswa di kampus ternama di Indonesia.