Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Monolog Senyum nan Tenggelam

26 Februari 2024   20:04 Diperbarui: 26 Februari 2024   20:07 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lama aku tak bersua denganmu
Kadang muncul dari cermin
Dalam pantulan sinar rembulan
Sebaris senyum, senyum dari bibirku sendiri

Aku berubah menjadi dingin
Kaku dan lupa cara membentuk sebuah senyuman
Rahang gemeretak memaku
Erat membebat

Sampai aku berjumpa denganmu
Susah payah senyum terhantar
Dalam sebuah perjamuan
Lima detik saja, senyum itu buyar

Kuteriakkan pada langit
Jatuhkan bintang
Biar aku menari bersama buncahan senang
Ah hujan malah mengguyur paras memelas pinta
Senyumku tertelan bersama butiran hujan
Dan, air mata yang ikut menenggelamkan sebaris senyum

FS, 26 Feb 24

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun