Garis melengkung yang mengalir secara teratur dari yang paling dalam dengan ukuran kecil lalu melebar ke luar dengan lengkung membesar, mengandung pesan moral bahwa kehidupan manusia yang selalu dinamis.
Kenderaan Langit yang menggunakan bahan eco faux berukuran 6 meter x 2 meter x 3 meter yang bisa menampung 4 orang dewasa atau 8 orang anak-anak, dengan total beban 250 kilogram.
Eco faux adalah serat kombinasi yang terbuat dari bahan non-natural high-density polyethylene (HDPE) dengan bahan natural dan mineral alami. Material ini lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk jangka waktu yang cukup lama hingga 20 tahun serta tahan api
Joko Avianto yang bernama lengkap Joko Dwi Avianto, pria kelahiran Cimahi, Jawa Barat 47 tahun yang lalu, menempuh pendidikan seni di Institut Teknologi Bandung (ITB) 1996-2001, melanjutkan studi di program pasca-sarjana Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB tahun 2003-2005.Â
Karya-karya Joko Avianto sering diikutkan ke pameran-pameran baik di Indonesia maupun luar negeri. Fetishism karyanya yang pertama dipamerkan tahun 1999 di Scuplture Studio ITB, Bandung. Karya instalasi bambu juga dipamerkan di Frankfurt Book Fair 2015 Jerman yang terdiri dari instalasi 1500 batang bambu.
Karya Joko Avianto sangat sering menggunakan media dari bambu. Media bambu tersebut sesuai dengan gagasan Joko Avianto dalam mengkritisi eksploitasi alam.Â
Semula Joko Avianto memulai sebagai seniman patung namun mulai tahun 2000 melebur ke seni instalasi. Alasan lain Joko Avianto memilih bambu sebagai media berkarya adalah tidak ada seniman yang menggunakan bambu sebagai material karya.
Mari kita apresiasi untuk karya Joko Avianto yang tidak hanya sukses di dalam negeri tapi juga karyanya berdampingan dengan seniman-seniman dunia, seperti dalam ekhsibisi di Yokohama Triennale 2017.
Seni bukan untuk menjadi kontroversi, tapi seni untuk dinikmati.