Setelah periksa, engkong kembali mengulurkan tangan kepada perawat yang muda belia penuh pesona.
"Adudu, engkongnya manja banget ya," kata si perawat.
"Iya, manja...mandi jarang," hatiku merutuk.
Antri lagi menunggu dokter datang, gue bisik-bisikan sama engkong.
"Nkong, mata engkong kalo liat perawat-perawat caem ini emang jelas ya? "
"Iya, jelaslah."
"Kalo gitu kita pulang aja, mata engkong sudah sehat."
"Jangan dong, nanti engkong diperiksa sama dokter Fani yang cantik," ujar engkong senang.
Pengen gue tarik engkong pulang, tapi kudu dokternya sudah datang, diperiksa dan pukul 14.00 Wib operasi katarak.
Satu jam sebelum operasi, engkong dipakaikan baju operasi. Engkong pucat.
Lalu, engkong dan dua orang lainnya masuk ruangan operasi. Baru 5 menit di ruang operasi, engkong sudah didorong pakai kursi roda ke luar ruangan.
Lho? Lho? Wot heppeng? Eh ternyata engkong pingsan duluan sebelum operasi. Aih, bikin malu aja. Operasi batal blass.
Sampai di rumah, engkong kena ceramah. Open mic oleh nenek, dilanjutkan sama anak dan cucu.
Ternyata oh ternyata engkong dari dulu emang takut disuntik, takut cabut gigi, takut segalanya dah.
Waduh ke mana mental engkong, tapi mentel (genit) kebangetan.
"Engkong trauma dah," ujar engkong tertunduk.
"Tapi kalo soal cuci mata nomor satu, ngeceng (jual tampang) ke perawat-perawat," ujarku.