Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kesempatan Kedua Mengecup Pagi

8 Mei 2023   11:04 Diperbarui: 8 Mei 2023   11:16 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejumput cahaya hinggap di mata
Setelah gelap dan terang tak bersua
Apakah ini dunia?
Atau surga? Suara bergema
Suara berisik pertengkaran
Tentang uang dan uang! Uang memperbudak insan
Nyawa masih tertinggal di dunia
Padahal, sungguh nikmat jika raga pergi ke rumah kelam berongga
Tak kulihat lagi kumuh melekat
Tak bertemu lagi iblis merupa malaikat

Pagi kembali bisa dikecup
Untuk kasih dari Tuhan bertangkup
Bertahan
Tertahan
Ini kesempatan kedua
Waktu terbaik mengucap asa
Hanya tersisa musim bertanam
Rindanglah kebaikan ditanam
Memaafkan kesumat
Damai meniti hayat
Jika bola mata menutup
Jiwa telah menguncup
Ada pintu terbuka menanti
Pergi yang tak kembali

Dan, kita tak perlu lagi bicara tentang kematian

SungePnoh, 08 Mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun