Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Biosaka Menjawab Tantangan Mahalnya Harga Pupuk Kimia

16 Februari 2023   21:15 Diperbarui: 19 Februari 2023   06:06 3133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia masih meletakkan sektor pertanian sebagai sektor unggulan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,44 persen dan sektor pertanian berkontribusi tinggi. Sehingga pemerintah menaruh harapan pada petani untuk meningkatkan hasil produksi pertaniannya. Dalam meningkatkan hasil produksi pertanian, petani berusaha melakukan budidaya dengan baik dan tentu saja perlu penunjang seperti pupuk. 

Pupuk merupakan bahan yang mengandung unsur hara tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Dengan memberikan pupuk pada tanah bertujuan diserap oleh tanaman.

Untuk itu dibutuhkan pupuk berkualitas agar mendapatkan hasil yang optimal. Tetapi pupuk berkualitas ini harganya mahal dan tidak terjangkau oleh petani.

Karena harga pupuk yang mahal ini maka petani memburu pupuk bersubsidi dan menyebabkan pupuk bersubsidi menjadi langka. Hal ini pula menyebabkan petani beralih ke pemakaian pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan seperti kita ketahui dapat mempengaruhi kesuburan tanah dan pencemaran lingkungan. 

Sebenarnya dalam proses budidaya tanaman tidak semua unsur hara harus ditambahkan, cukup tambahkan unsur hara  yang kurang dan dibutuhkan. Tidak harus menggunakan pupuk kimia tapi juga bisa menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos dan lain sebagainya.

Salah satu inovasi dan sangat mudah pembuatannya adalah "Biosaka". Biosaka berasal dari kata Bio (hayati/tumbuhan) dan Saka (singkatan dari Soko Alam Kembali Ke Alam/selamatkan alam kembali ke alam). Jadi, bahan untuk biosaka merupakan bahan-bahan alami.

Pada tanggal 14 Februari 2023 lalu di Desa Air Hangat, Kecamatan Air Hangat Timur, Kabupaten Kerinci dilaksanakan pelatihan pembuatan Biosaka. Pelatihan diberikan oleh H. Gunaryadi, SP dari Organic Certification Consultant dan Veri Wilson, serta dihadiri oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Kerinci, Bapak H. Radium Khalis, S.Pt., M.Si. Pelatihan pembuatan Biosaka juga diikuti oleh Kepala Bidang TPH, Kepala Desa Air Hangat dan gabungan kelompok tani.

Foto Gunaryadi/dokpri
Foto Gunaryadi/dokpri

Pembuatan Biosaka ini sangat mudah dan bahannya juga gampang didapatkan. Yuk kita ikuti cara pembuatan Biosaka seperti dituturkan oleh H. Gunaryadi, SP dari Organic Certification Consultant dan beliau sudah berpengalaman dalam membina petani untuk menghasilkan produk pertanian organik.

Bahan pembuatan Biosaka ini dari bahan alami yang bisa kita peroleh dari sawah berupa rumput-rumputan lalu diproses sehingga menghasilkan ekstrak cairan yang bisa kita aplikasikan ke tanaman padi sebagai pengganti pupuk.

Proses Pembuatan Biosaka

Proses pembuatan biosaka sangat mudah, kita harus menyiapkan bahan sebagai berikut :

1. siapkan rumput- rumput liar yang ada di sawah minimal 5 jenis atau 5 macam yang tidak boleh sama
2. rumput-rumput tersebut tidak boleh ada terserang hama penyakit, semua harus sehat dan bersih.
3. bagian rumput dengan keadaan daun dalam keadaan sehat, tidak terserang hama, jamur, virus dengan warna hijau segar  tidak terlalu tua atau muda.
4. setelah rumput didapatkan lebih kurang satu genggam orang dewasa
5. siapkan air dari pegunungan atau air yang belum diberi perlakuan pemberian tawas,bisa juga air murni dari sumur sebanyak 5  liter
6. sediakan saringan, baskom, botol bekas air mineral

Foto Gunaryadi/dokpri
Foto Gunaryadi/dokpri

Cara pembuatan Biosaka adalah sebagai berikut :

1. tuangkan 5 liter air ke dalam baskom kemudian di bagian akar rumput dipegang oleh tangan kiri dan tangan kanan meremas bagian tanaman seperti bagian daun dan batang. Remas bahan rumput ini di dalam air sesuai takaran di atas
2. kegiatan meremas rumput di dalam air ini berlangsung sekitar 15 menit dengan cara meremas searah dan tidak boleh maju mundur atau zigzag atau istirahat. Peremasan tidak boleh dijeda sampai selesai, tangan tidak boleh diangkat dan tidak berganti orang agar setiap senyawa dalam tanaman larut sempurna
3. tujuan meremas adalah memecahkan kisi-kisi sel sehingga tanaman itu bisa mengeluarkan hormon tumbuh seperti Sitokinin, Auksin,Giberelin, unsur mikro dan unsur makro
4. saring  ramuan biosaka menggunakan alat saringan dan dimasukan ke dalam botol mineral/jerigen dan tutup rapat.

Ciri-ciri Biosaka yang sudah jadi dan siap dipergunakan bisa kita uji dengan cara biarkan Biosaka di dalam botol selama 24 jam, ketika dibuka jika mengeluarkan gas dan ada endapan maka proses pembuatan Biosaka gagal. Tapi bila tidak menghasilkan gas dan tidak ada endapan maka proses pembuatan Biosaka berhasil.

Foto Gunaryadi/dokpri
Foto Gunaryadi/dokpri

Biosaka ini diaplikasikan terutama untuk tanaman padi dengan cara disemprot berjarak 1 meter di atas padi atau cara pengabutan. Dosis yang dipakai untuk padi sawah dengan komposisi 40 cc ditambah 16 liter air dimasukkan ke dalam tangki dan disemprotkan kira-kira 1 meter di atas tanaman padi sehingga tidak langsung kontak dengan padi, tetapi diembunkan di atas tanaman padi.

Biosaka ini bisa dipergunakan 6-10 kali selama musim tanam, dimulai pada minggu kedua setelah tanam sampai panen. Biosaka berperan sebagai elisitor bagi tanaman untuk tumbuh dan berproduksi, jadi perlu dicatat bahwa Biosaka bukan merupakan pupuk atau pestisida. 

Manfaat penggunaan Biosaka, padi dengan menggunakan Biosaka hasil panen lebih bagus dibandingkan tanpa Biosaka, produksi lebih tinggi dan tentu saja hemat pupuk 50 persen. Yang terpenting ramah lingkungan, hemat biaya, menurunkan penggunaan pupuk kimia, mengurangi serangan hama dan penyakit, lahan menjadi lebih subur dan produksi lebih bagus.

Kita harus mendukung penerapan inovasi sederhana Biosaka yang bermanfaat untuk petani. Disamping meningkatkan produksi pertanian juga bermanfaat untuk kelestarian lingkungan.

Dengan bahan yang mudah didapat dan murah, petani bisa berhemat biaya produksi tanpa penggunaan pupuk kimia sehingga usaha taninya bisa berkembang.

Dari rumput-rumput yang sering dianggap gulma bagi petani ternyata bisa dimanfaatkan untuk Biosaka. Bukan hanya untuk tanaman padi saja, Biosaka juga bisa diaplikasikan pada tanaman perkebunan. 

Yuk, Dari Biosaka, Petani Bisa, Tanpa Pupuk Kimia!

Salam Tani.

Fatmi Sunarya/16 Februari 2023

***

Sumber :
Hasil wawancara dengan H. Gunaryadi, SP dari Organic Certification Consultant

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun