Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengunjungi Sungai Rumpun yang Tertimbun Material Abu Vulkanik Erupsi Gunung Kerinci

23 Januari 2023   18:56 Diperbarui: 27 Januari 2023   01:00 1768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunung Kerinci yang berada di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, merupakan gunung berapi dengan ketinggian 3.805 mdpl. 

Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Sumatra serta gunung berapi tertinggi di Indonesia. Seperti kita ketahui, gunung tertinggi di Indonesia adalah Puncak Jaya Wijaya (4.884 mdpl) namun bukan gunung berapi. 

Masyarakat Kerinci patut berbangga memiliki Gunung Kerinci yang dikenal dengan sebutan "Atap Sumatra". Gunung berapi ini terletak di kawasan konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). 

Gunung Kerinci berbentuk kerucut dengan panjang 25 km dan lebar 13 km, pada puncak terdapat kawah dengan kedalaman 600 m dan berstatus aktif.

Erupsi| Sumber foto www.jambiupdate.co
Erupsi| Sumber foto www.jambiupdate.co

Beberapa waktu lalu, Gunung Kerinci beberapa kali mengalami erupsi. Pada tahun 2022, sudah lima kali Gunung Kerinci erupsi namun hanya mengeluarkan abu material letusan. 

Begitu juga di awal tahun 2023 ini, Gunung Kerinci mengalami erupsi pada tanggal 11 Januari 2023. Berdasarkan hasil rekaman aktivitas erupsi Gunung Kerinci dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), terjadi lontaran abu setinggi lebih kurang 900 meter dengan waktu selama lebih kurang 8 menit 20 detik pada pukul 05.46 WIB. Sampai saat ini Gunung Kerinci masih berstatus level II waspada.

Pada 16 Januari 2023, beberapa desa di sekitar Gunung Kerinci mengalami banjir lahar dingin. Berita ini tersebar dan viral, banjir lahar dingin akibat erupsi Gunung Kerinci. Salah satu lokasi yang mengalami banjir lahar dingin ini adalah di Sungai Rumpun, Kecamatan Gunung Tujuh. 

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Saya tertarik dan berkunjungi ke Desa Sungai Rumpun tanggal 22 Januari 2023 lalu untuk melihat lokasi yang diberitakan dilanda lahar dingin. Memang benar, sebagian Rawa Bento dan aliran sungai yang terletak di Desa Sungai Rumpun tertimbun oleh "lahar dingin" menurut versi sebagian masyarakat.

Namun, sebenarnya itu bukanlah lahar dingin tapi pasca erupsi Gunung Kerinci tempo hari yang mengakibatkan semburan abu vulkanik terbawa arus akibat curah hujan yang tinggi. 

Semburan abu vulkanik ini dibawa oleh aliran air sungai dan terjadi banjir sehingga material abu vulkanik bercampur pasir menimbun aliran sungai dan juga Rawa Bento di Desa Sungai Rumpun.

Apa sih yang dimaksud dengan lahar dingin? 

Mengutip dari laman Ilmu Geografi, letusan gunung api akan mengeluarkan materi yang tersimpan di dalam bumi berupa batuan, awan panas, magma, dan lahar. Magma yang keluar akan menjadi lava dan lava yang bercampur dengan air atau lumpur akan menjadi lahar.

Sehingga sering kita dengar istilah lahar panas dan lahar dingin, lahar dingin adalah lava yang mengalir dan bercampur dengan air atau lumpur yang dingin. Sementara lahar panas adalah aliran lava yang tercampur dengan air panas. 

Dari mana air panas ini berasal? 

Ketika gunung akan meletus, magma yang bergerak membuat air yang tersimpan menjadi panas sehingga lava yang mengalir akan bersatu dengan air panas, sehingga menjadi lahar panas. 

Kondisi erupsi Gunung Kerinci tidak mengeluarkan magma hanya abu vulkanik, sehingga tidak terjadi adanya lahar dingin tetapi banjir bandang yang membawa material abu vulkanik dari erupsi Gunung Kerinci.

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Dari laman pribadi Akmaluddin Thalib, putra Kerinci yang juga ahli Geologi dari Universitas Gajah Mada menyatakan bahwa berita aliran lahar Gunung Kerinci bukanlah lahar tetapi luapan sungai yang berisi material lumpur dan pasir vulkanik. 

Daerah Rawa Bento yang dikabarkan terkena lahar dingin juga jauh dari Gunung Kerinci, sementara sungai bagian hulu tidak ada aliran lahar. Aliran lahar energinya besar dan bisa dipastikan rumah disepanjang sungai yang berhulu di Gunung Kerinci akan hancur duluan baru bisa sampai di Rawa Bento.

Saya melihat secara langsung, meraba tanah berwarna hitam, abu vulkanik yang sudah bercampur pasir. Teksturnya lembek karena menimbun daerah rawa.

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Berita tentang lahar dingin yang viral ini sempat mengkhawatirkan masyarakat di sekitar Gunung Kerinci. Saat ini, lokasi Rawa Bento di Desa Sungai Rumpun yang tertimbun abu vulkanik yang dibawa banjir ini mendapat banyak kunjungan dari masyarakat sekitar yang penasaran akan berita lahar dingin. Wah, menjadi objek wisata dadakan nih.

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Kondisi terkini di Desa Sungai Rumpun, alat berat masih bekerja untuk memperlancar aliran sungai akibat timbunan abu vulkanik yang terbawa arus sungai. Sebagian Rawa Bento tertutup material abu vulkanik bercampur pasir berwarna hitam ini.

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Rawa bento yang semula tempat kerbau dan habitat burung kini tinggal tersisa di bagian timur. Terlihat dari tempat saya berdiri, sebagian kerbau masih berpadang di Rawa Bento. Rawa Bento sudah menjadi lapangan yang luas dengan warna hitam yang terhampar

Masyarakat Kerinci berharap Gunung Kerinci tetap dalam kondisi kondusif, gunung berapi tetap menjadi kebanggaan Kerinci walau akhir-akhir ini sering erupsi, semoga masyarakat tetap waspada. Bagi masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah aliran sungai sangat penting untuk mewaspadai potensi terlanda bahaya lahar pada musim hujan.

Untuk menjadi perhatian kita, jika terjadi gunung meletus maka ikuti langkah-langkah mitigasi yakni menghindari lokasi dengan radius yang sudah ditentukan, hindari aliran sungai yang berpotensi akan bahaya lahar, jauhi tempat terbuka dan gunakan masker serta pakaian tertutup. 

Satu hal penting adalah menerima info dari sumber terpercaya dan jangan sampai terpengaruh berita hoaks. Semoga kita senantiasa terhindar dari bahaya. Salam.

Sumber 1, 2, 3

Fatmi Sunarya, 23 Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun