Namun, sebenarnya itu bukanlah lahar dingin tapi pasca erupsi Gunung Kerinci tempo hari yang mengakibatkan semburan abu vulkanik terbawa arus akibat curah hujan yang tinggi.Â
Semburan abu vulkanik ini dibawa oleh aliran air sungai dan terjadi banjir sehingga material abu vulkanik bercampur pasir menimbun aliran sungai dan juga Rawa Bento di Desa Sungai Rumpun.
Apa sih yang dimaksud dengan lahar dingin?Â
Mengutip dari laman Ilmu Geografi, letusan gunung api akan mengeluarkan materi yang tersimpan di dalam bumi berupa batuan, awan panas, magma, dan lahar. Magma yang keluar akan menjadi lava dan lava yang bercampur dengan air atau lumpur akan menjadi lahar.
Sehingga sering kita dengar istilah lahar panas dan lahar dingin, lahar dingin adalah lava yang mengalir dan bercampur dengan air atau lumpur yang dingin. Sementara lahar panas adalah aliran lava yang tercampur dengan air panas.Â
Dari mana air panas ini berasal?Â
Ketika gunung akan meletus, magma yang bergerak membuat air yang tersimpan menjadi panas sehingga lava yang mengalir akan bersatu dengan air panas, sehingga menjadi lahar panas.Â
Kondisi erupsi Gunung Kerinci tidak mengeluarkan magma hanya abu vulkanik, sehingga tidak terjadi adanya lahar dingin tetapi banjir bandang yang membawa material abu vulkanik dari erupsi Gunung Kerinci.
Dari laman pribadi Akmaluddin Thalib, putra Kerinci yang juga ahli Geologi dari Universitas Gajah Mada menyatakan bahwa berita aliran lahar Gunung Kerinci bukanlah lahar tetapi luapan sungai yang berisi material lumpur dan pasir vulkanik.Â
Daerah Rawa Bento yang dikabarkan terkena lahar dingin juga jauh dari Gunung Kerinci, sementara sungai bagian hulu tidak ada aliran lahar. Aliran lahar energinya besar dan bisa dipastikan rumah disepanjang sungai yang berhulu di Gunung Kerinci akan hancur duluan baru bisa sampai di Rawa Bento.
Saya melihat secara langsung, meraba tanah berwarna hitam, abu vulkanik yang sudah bercampur pasir. Teksturnya lembek karena menimbun daerah rawa.