Halo Sahabat Kompasianer, semoga semua dalam keadaan sehat dan bahagia ya.
Sudah dari beberapa hari yang lalu saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas apresiasi yang diberikan Kompasiana kepada saya hingga terpilih sebagai "Best in Fiction" dalam Kompasiana Awards 2022. Dan tak kalah penting adalah ucapan terima kasih saya kepada Sahabat Kompasianer yang telah memberi dukungan, semangat mulai dari bergabung di Kompasiana pada Agustus 2019 sampai sekarang.
Tidak Berharap Namun TerpilihÂ
Menjadi nomine Best in Fiction bagi saya sudah sangat luar biasa, begitu banyak Sahabat Kompasianer yang luar biasa (khususnya dalam dunia fiksi) di Kompasiana daripada saya. Sehingga saya tidak mau menyimpan harap yang besar. Saya menenggelamkan diri pada pekerjaan akhir tahun yang padat.Â
Saya juga tidak bisa hadir di Kompasianival 2022, berdomisili di Kerinci, jika ingin ke Jakarta mengharuskan saya ke kota provinsi (Jambi) dengan jarak tempuh 10 jam, baru dari Jambi terbang ke Jakarta. Alasan lain adalah kesibukan pekerjaan di akhir tahun.
Tanggal 29 November 2022, saya mendapat email dari Kompasiana menanyakan mengenai status kehadiran, apakah saya dapat hadir atau tidak pada malam penganugerahan Kompasiana Awards di Kompasianival 2022. Apabila berhalangan hadir, agar menginformasikan siapa kiranya yang saya tunjuk untuk mewakili kehadiran  pada acara tersebut.
Karena saya bergabung di Komunitas Inspirasiana, saya segera menghubungi Romo Bobby (Ruang Berbagi) namun Romo Bobby juga berhalangan hadir. Lalu saya menghubungi Ibu Siska Dewi, ternyata Ibu Siska Dewi juga tidak bisa hadir karena baru selesai menjalani isoman. Cepat sehat kembali Ibu Siska.
Akhirnya saya menghubungi Pak Katedrarajawen yang selalu rajin menghadiri Kompasianival tiap tahun. Beliau bersedia mewakili, saya segera membalas email dari Kompasiana untuk konfirmasi bahwa Pak Katedrarajawen yang akan mewakili kehadiran saya.
Tanggal 3 Desember 2022, saya masih ada kegiatan rapat di hotel sampai siang dan sorenya juga ada kegiatan di lingkungan dusun di mana saya tinggal. Saya mencari informasi melalui WAG Inspirasiana, apakah Kompasianival ada live streaming.
"Tidak ada mbak," kata Acek Rudy. Ya, sudahlah saya pasrah tidak bisa menyaksikan Kompasianival.
Pukul 14.47 WIB, mbak Fina dari Kompasiana mengonfirmasi apakah benar Pak Katedrarajawen mewakilkan ketidakhadiran saya. Deg plus. Saya membenarkannya.
Habis magrib, saya mulai membuka laptop untuk lembur kerja. Saya lupa (lagi) jika pengumuman Kompasiana Awards 2022 malam ini.
Pukul 19.43 WIB, Fauji Yamin mengucapkan selamat melalui Whatsapp dengan mengirimkan foto pak Katedrarajawen di panggung. Pada jam yang sama, Pak Irwan Rinaldi Sikumbang mengucapkan selamat. Saya masih tidak percaya. Pukul 19.45 WIB pesan kembali masuk dari mas Tonny Syiariel, congrats ya! Juga mengirimkan foto dan video penyerahan plakat Best in Fiction di panggung Kompasiana Awards 2022. Setelah itu, Whatsapp saya dipenuhi ucapan selamat dari sahabat Kompasianer. Terima kasih banyak semuanya.
Kebahagiaan Berbalut Kesedihan
Mendapat anugerah Best in Fiction dalam Kompasiana Awards 2022 adalah kejutan dan kebahagiaan. Kembali, saya mengucapkan terima kasih kepada Sahabat Kompasianer, kita semua terbaik.
Best in Fiction, saya persembahkan untuk penulis fiksi di Kompasiana, yang penuh dedikasi tetap setia menghadirkan fiksi di Kompasiana. Menulis fiksi adalah menulis di jalan sunyi namun ABADI.
Kesedihan saya muncul dan sulit saya hilangkan sampai saat ini, saat saya mendapatkan ucapan selamat dari Ayah Tuah, yang sama-sama menjadi nomine Best in Fiction. Saya menyampaikan kepada beliau, bahwa beliaulah yang layak di posisi saya saat ini. Saya hanya beruntung, Ayah.Â
Jawaban Ayah Tuah, "Nikmati saja, syukuri saja. Menulis itu soal kegembiraan. Apapun ujungnya kita syukuri dan tetap menulis."Â
Saya kembali merasa sedih, ketika saya tahu Ayah Tuah ikut menghadiri Kompasianival 2022, siapa yang tahu perjuangannya untuk menuju lokasi acara. Ayah Tuah adalah senior saya dalam berpuisi. Saya agak "bego" dalam ber-Bahasa Indonesia yang benar. Ayah Tuah sangat sering mengoreksi. Walaupun tidak intens berkomunikasi namun Ayah Tuah sering memberi masukan dalam berpuisi.Â
Mungkin, saya telah menenggelamkan sebagian mimpi para penulis fiksi di Kompasiana, maaf dari hati yang paling dalam.
Tetap Ingin Konsisten Menulis Fiksi
Mulai bergabung di Kompasiana sejak Agustus 2019, saya konsisten menulis fiksi. Dari 1.280 artikel yang tayang di Kompasiana, 85% adalah kategori fiksi dan 15% artikel di luar fiksi.Â
Selain fiksi, saya menaruh minat yang besar pada Sosial Budaya, Lingkungan, dan Wisata. Siapa yang akan menuliskan budaya Indonesia jika bukan kita sendiri. Saya selalu takjub dan sangat mencintai budaya Indonesia yang beragam, walaupun untuk saat ini budaya Kerinci sering saya tampilkan.
Siapa yang akan peduli lingkungan hidup jika tidak ada kontribusi dari kita sendiri. Separuh usia saya pernah berkecimpung di dunia konservasi dan tidak mungkin saya tinggalkan. Begitu juga akan kecintaan saya pada alam yang sering saya wujudkan dalam wisata alam.
Saya ingin tetap konsisten menulis fiksi di Kompasiana, diperlukan mental pantang menyerah menulis di kategori fiksi yang sering terkalahkan dengan kategori lain yang hits.
Kita semua adalah penulis terbaik di Kompasiana, yang penuh dedikasi dan konsisten mengisi ruang di Kompasiana. Hormat saya pada Sahabat Kompasianer yang hebat dalam berbagai kategori tulisan. Saya tetap ingin menjadi bumi yang rendah hati.Â
Melalui diary ini, semoga mewakili rasa hormat, rasa terima kasih dan permintaan maaf dari saya untuk Sahabat Kompasianer. Saya dan kita semua akan tetap menulis bersama.
Salam dari Kerinci
Fatmi Sunarya/05 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H