Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Resume Sepi

9 November 2022   05:56 Diperbarui: 9 November 2022   05:58 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: piqsels.com

Kata-kata sepi tak berbunyi
Tapi riuh penuh di pikiran
Hinggap di ranting hati
Dan patah
Kata-kata sepi seperti belati
Tajam mengiris kesendirian
Terdiam dalam luka
Dan berdarah
Kata-kata sepi mengaum murka
Menelan ataukah ditelan ketakutan
Enyah, enyahlah sunyi
Dan lengang bergeming

Berhentilah memuntahkan kata-kata sepi
Wahai raga temani berdendang
Denting jiwa mengiringi alunan tembang
Berdansa, mari berdansa sang bayang
Tapi percuma
Rekayasa pesta tak lenyap nuansa sepi
Bak bongkahan kapur
Putih pasi meringkas hening

SungePnoh, 09 Nov 22

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun