Begitu juga dalam hal perempuan yang menulis. Perempuan mempunyai ide, gagasan, inspirasi untuk dituangkan dalam tulisan, serta ingin berkontribusi di dunia literasi. Perempuan seharusnya menulis.
Walaupun perempuan perlu tenaga ekstra dalam hal membagi waktu untuk menulis. Begitu banyak kotak-kotak pekerjaan yang setiap hari harus dilakoni perempuan.
Lalu, selama saya menjadi balita di Kompasiana, apa yang di dapat? Banyak ilmu, sahabat, pengalaman, semuanya sangat berharga.
Kompasiana bagi saya adalah rumah dengan aneka warna, aneka penghuni. Riuhnya selalu membuat kita ingin pulang kembali. Memang begitu esensi sebuah rumah, selalu dikangeni.
Yang menjadi catatan penting dalam nge-blog di Kompasiana adalah soal pelanggaran. Walaupun aturan sudah tertulis, sebagai manusia biasa tentu tak luput dari kesalahan dan khilaf.
Awal mulai nenulis tentu banyak tata cara atau ketidaktahuan saat artikel ingin di posting. Begitu juga dengan saya yang membuat pelanggaran sebanyak 4 kali.
Pelanggaran tersebut saat saya masih sebagai debutan, ada foto yang tidak saya sebutkan sumbernya. Tidak tahu dan kadang lupa.
Karena melanggar sudah 4 kali, saya tidak bisa mengikuti program ter-anyar Kompasiana, Infinite. Ngiri juga sih dengan artikel sahabat kompasianer yang bisa melintasi batas ruang dan waktu. Apa tidak ada kata maaf dari Kompasiana?
Harapan untuk Kompasiana yang berulang tahun ke 14, ibarat remaja baiknya banyak memberi cinta. Bukan 'surat cinta" yang membelenggu kompasianer untuk terus berkarya.
Terbuka untuk menerima kritikan demi kemajuan bersama tentunya. Inilah bentuk cinta dari kami untuk Kompasiana.
Selamat dalam usia 14 tahun, semoga Kompasiana tetap menjadi rumah bagi kami. Salam Cinta ❤