Selembar, berlembar-lembar
Bahkan beribu-ribu lembar
Kugoreskan puisi picisan tentang saban hari rindu menetas
Kulipat rapi, jadilah pesawat kertas
Mengingatmu, napas menghela
Terbanglah pesawat kertas terapung di udara
Berharap akan menjelma kupu-kupu
Datang menemui dirimu
Tak ada kata mati untuk puisi
Walau engkau sepah tak berarti
Entah tersasar di mana pesawat kertasku
Yang jelas di udara menuju
Apa sudah engkau baca secarik puisi nan terbang
Pesan tersampai jiwa terasa lapang
Walau kuyup didera hujan tercabik angin
Tak mengapa, pesawat kertas mengulum seribu ingin
SungePnoh, 23 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H