"Hidup harus hemat, tapi beramallah sebesar-besarnya." - Eka Tjipta Widjaya
Muslim (penganut agama Islam) di Indonesia menduduki urutan pertama dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Walaupun mayoritas penduduknya beragama Islam namun Indonesia dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, walaupun berbeda tetap satu jua, memiliki keterbukaan dengan keberagaman agama di Indonesia.Â
Indonesia menjadi negara majemuk, terdiri dari keberagaman suku, agama, budaya, bahasa, dan rasa toleransi serta saling menghargai tumbuh dalam keberagaman.
Sinar Mas yang didirikan oleh Eka Tjipta Widjaya juga tumbuh dalam keberagaman di Indonesia. Sinar Mas dan keberagaman didasari dengan ideologi sang pendiri Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaya, yang menyebarkan ajaran bahwa orang harus peduli terhadap lingkungan dan masyarakat. Â
Hal ini tertuang dalam 6 filosofi yang dipegangnya sampai ujung usia dan juga hingga kini menjadi filosofi Sinar Mas, yakni "Integritas, Sikap Positif, Berkomitmen, Perbaikan Berkelanjutan, Inovatif, dan Loyal".
Eka Tjipta Widjaya lahir di Quanzhou, Fujian, China, pada 27 Februari 1921. Quanzhou dikenal sebagai Kota Zaitun dan menjadi pusat peradaban Islam. Quanzhou menjadi kota bersejarah karena merupakan titik awal dari jalur sutra maritim yang merupakan persinggahan pedagang dan penjelajah dari penjuru. Keberagaman beragama dan percampuran budaya China-Arab terdapat di Quanzhou pada masa itu.
Di Quanzhou, terdapat Masjid Qingjing yang didirikan pada tahun 1009 M, dengan gaya bangunan seperti di Turki dan Arab. Menurut cendekiawan dan penjelajah Islam asal Maroco, Ibn Battuta, selama pelayarannya ke penjuru dunia dalam kurun waktu 1304-1377 M, Quanzhou adalah pelabuhan terbesar dunia dan hal ini bisa disaksikan di Islamic Centre dan Museum Maritim Quanzhou.
Dari tanah kelahirannya Quanzhou hingga Indonesia, Eka Tjipta Widjaya memaknai adanya keberagaman. Berawal kepindahan ke Indonesia dan berwirausaha di Makassar kemudian pindah ke Surabaya, Eka Tjipta Widjaya dengan kegigihannya patut menjadi teladan.Â