Mulai menulis di Kompasiana pada 09 Agustus 2019, saya memulai dari nol.Â
Mulai dari nol ya mas, mbak. Kompasianer, sebutan untuk penulis yang mempunyai akun di Kompasiana, tidak satupun yang saya kenal.Â
Tulisan pertama saya sebuah cerpen, begitu cerpen tayang wah begitu senang.Â
Berapa jam kemudian, puisi pun terpampang nyata di Kompasiana. Begitulah, tanpa tahu apakah ada label pilihan atau tidak, apakah itu headline atau tidak. Tidak tahu.
Seiring waktu, saya baru tahu kalau konten yang kita tayangkan bagi kompasianer centang hijau ada yang mendapat label pilihan dan ada yang tidak dari admin Kompasiana. Baru tahu juga ada 5 artikel utama, 5 artikel terpopuler, 5 artikel nilai tertinggi di laman depan Kompasiana.Â
5 artikel utama yang menjadi pilihan admin Kompasiana akan nampang bergantian dengan durasi waktu yang lebih singkat dari terpopuler dan nilai tertinggi.Â
Sementara 5 artikel terpopuler, artikel yang banyak dibaca akan bertahan selama 12 jam jika belum tergeser oleh artikel lain yang pembacanya melebihi artikel kita. Begitu juga dengan 5 artikel nilai tertinggi akan bertahan 12 jam jika jumlah vote tidak tergeser oleh artikel lain.
Untuk mendapatkan artikel menjadi artikel utama tentu saja ada ada ketentuan/FAQ dari Kompasiana, sedangkan untuk artikel terpopuler tergantung banyaknya pembaca (baik dari luar kompasiana maupun dari kompasianer). Â
Sementara nilai tertinggi diperoleh dengan banyaknya rating/vote dari kompasianer.
Bahwa untuk mendapat nilai tertinggi, harus mendapat banyak vote dari kompasianer. Ajakan curang dengan membuat banyak akun di Kompasiana menyasar kepada saya. Tapi, saya menolak.