"Budaya tidak pernah berakhir, selalu ada yang baru. Selalu ada bentuk kesenian yang baru, gerak tari, lagu, lukisan. Budaya adalah kisah tanpa akhir..."  Maisie Junardy,  Man's Defender   Â
Benar, budaya selalu ada yang baru, berkembang mengikuti zaman. Bagaimana dengan budaya yang lama? Apakah akan ditinggalkan? Tentu saja tidak. Karena budaya adalah identitas bangsa. Merawat dengan membumikan budaya, artinya melestarikan dan juga mengenalkan budaya agar tidak hilang, punah dan dilupakan.Â
Begitu juga budaya Jambi, tidak ingin dilupakan oleh masyarakat Jambi. Pohon yang tinggi tidak akan melupakan akarnya. Budaya Jambi sesungguhnya sangat beragam. Salah satu peninggalan budaya yang tetap dilestarikan sampai saat ini adalah "Batik Jambi".
Batik Jambi, sudah ada sejak zaman Kerajaan Melayu Jambi. Kerajaan Melayu Jambi diperkirakan telah berdiri 644 M, dan pernah berada di puncak kejayaannya. Batik Jambi mempunyai motif yang khas dan tetap dipertahankan sampai saat ini, walaupun telah melalui berbagai proses akultrasi dengan budaya Arab, China dan India.
Sejarah Batik Jambi ini sudah ditulis dalam sebuah buku berjudul"Sejarah dan Filosofi Ragam Motif Batik Jambi" oleh tiga serangkai putra-putri kelahiran Jambi yakni Ida Maryanti Syamsir pegiat Batik Jambi bersama A. Najiullah Thaib dan Rozlinda Dewi.
Tentu saja tidak hanya Batik Jambi, masih banyak ragam seni dan budaya dari negeri "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah" yang ingin tetap dirawat agar tetap lestari dan tetap membumi, dikenal oleh generasi muda.Â
Dengan kesadaran dan keinginan luhur agar budaya Jambi tetap lestari, lahirlah sebuah wadah paguyuban "Manusia Asal Jambi Tanpa Sekat Sara" berbentuk sebuah yayasan bernama Yayasan Sepucuk Jambi.Â
Yayasan Sepucuk Jambi didirikan oleh putra-putri kelahiran Jambi, Mohd. Indrawan Husairi, Firman Lie, Aji Najiullah Thaib, Rozlinda Dewie, Ida Maryanti Syamsir. Saat ini dalam proses pelegalan yayasan. Ternyata, Jambi bukan hanya kaya akan seni dan budayanya, tetapi juga menyimpan sumber daya manusia yang hebat.Â
Yayasan Sepucuk Jambi berupaya mengumpulkan putra putri Jambi yang mumpuni dibidangnya masing-masing untuk bergerak bersama memberi sumbangsih untuk seni dan budaya Jambi agar lestari. Beberapa program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang sedang disusun bersama.
Ragam Seni dan Budaya Jambi yang masih terserak, sangat diperlukan kembali digali. Pada masa Pemerintahan Gubernur R. M. Noer Atmadibrata, pernah mendatangkan peneliti Seni dan Budaya dari Simalungun, Taralamsyah Saragih untuk menggali dan mengembangkan seni dan budaya Jambi.
Kemudian pada Pemerintahan Drs. H. Adurachman Sayoeti sebagai Gubernur Jambi, dengan dibantu oleh isterinya Lily Abdurachman Sayoeti, Seni dan Budaya Jambi berkembang dan semarak menghiasi kehidupan masyarakat Jambi.
Yayasan Sepucuk Jambi ingin seni dan budaya Jambi kembali semarak seperti dulu, agar seni dan budaya Jambi terawat dan terlestarikan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jambi yang kental dengan tradisi dan budaya.
Yayasan Sepucuk Jambi bertujuan tidak saja merawat dan membumikan Budaya Jambi, tetapi juga menjaga tumbuh kembangnya seni dan budaya Jambi. Semoga Yayasan Sepucuk Jambi ini bisa berkontribusi bagi Provinsi Jambi dalam merawat dengan membumikan budaya Jambi.
Salam Budaya.
Sumber 1
Fatmi Sunarya, 25 Juni 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI