"Halo, apakah anda hantu," tanya saya sedikit berbisik.
"Iya benar," suara terdengar. Saya mulai meraba bulu kuduk. Kok biasa saja ya. Ah bukan hantu nih.
"Ayo tunjukkan wujudmu," jawab saya sedikit gemetar. Sambil meraba sebuah batu. Pengen gue timpuk kalau bukan hantu.
Seraut wajah muncul.Â
"Uni, ado karupuak jangek, kemplang, karupuak Palembang. Bungkus yang kecil, tiga bungkus dua puluh ribu saja, Uni."
Astaga, tukang kerupuk rupanya. Jadi, hantunya mana???
"Maaf, sudah malam ngga makan kerupuk," jawab saya sambil balik kanan grak.Â
Eit, saya lupa lihat kaki si tukang kerupuk, nginjak tanah engga?
"Puak, puak!" Panggil saya.Â
"Coba lihat telapak kakinya," tanya saya dengan bodohnya.
"Oh Uni, awak ko bukan hantu yo," jawab si tukang kerupuk kesal.Â