Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dedy Yansyah Peraih Whitley Awards 2022 dalam Upaya Penyelamatan Badak Sumatra di Kawasan Ekosistem Leuser

30 April 2022   20:57 Diperbarui: 1 Mei 2022   05:54 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto https://leuserconservancy.or.id/

Saya sangat excited mendengar kabar konservasi bahwa Dedy Yansyah menerima penghargaan Whitley Awards 2022 pada Rabu, tanggal 27 April 2022 bertempat di Royal Geographical Society, London. Karena saya sudah lama berkecimpung dalam dunia konservasi dan masih menyimpan kontak sahabat lama, segera saya menghubungi sahabat saya, Mistar yang bergiat di Forum Konservasi Leuser (FKL) dan Mistar memberi kontak Dedy Yansyah. Saat ini Dedy Yansyah masih di London, Inggris mengikuti kegiatan penyerahan Whitley Awards. 

Whitley Awards sering disebut "Green Oscars", merupakan penghargaan yang diberikan atas kontribusi terhadap konservasi satwa liar di Asia, Afrika dan Amerika Latin serta berkomitmen untuk mempercepat manfaat konservasi jangka panjang dengan dukungan masyarakat setempat. 

Whitley Awards diadakan setiap tahun dan diberikan oleh badan amal konservasi satwa liar Inggris, Whitley Fund for Nature (WFN). Untuk tahun 2022 pemenang Whitley Awards yakni :
1. Charudut Mishra dari India, mendapat Whitley Gold Award dalam Membangun kapasitas global untuk konservasi yang dipimpin masyarakat
2. Micaela Camino dari Argentina, dalam memberdayakan masyarakat untuk membela hak asasi mereka dan melestarikan Chaco kering Argentina
3. Sonam Lama dari Nepal, Manusia dan Panda Merah: Konservasi yang saling menguntungkan di Himalaya
4. Dedy Yansyah dari Indonesia, dalam upaya penyelamatan spesies badak Sumatra dari ancaman kepunahan di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), Aceh.
5. Estrela Matilda, dari São Tomé and Príncipe, dalam membendung gelombang polusi plastik, upaya di seluruh pulau untuk menyelamatkan penyu
6. Emmanuel Amoah dari Ghana, menjaga benteng terakhir buaya bermoncong ramping Afrika Barat
7. Pablo Hoffman dari Brazil, memelihara keanekaragaman tumbuhan liar di kawasan Hutan Araucaria

Dedy Yansyah menerima Whitley Awards 2022, Sumber foto https://kumparan.com/acehkini/dedy-yansyah-pegiat-konservasi-aceh-raih-whitley-awards-2022-di-inggris-1xyUC2tYGQq/3
Dedy Yansyah menerima Whitley Awards 2022, Sumber foto https://kumparan.com/acehkini/dedy-yansyah-pegiat-konservasi-aceh-raih-whitley-awards-2022-di-inggris-1xyUC2tYGQq/3

Pulau Sumatra menjadi habitat orangutan, gajah, harimau dan badak namun saat ini satwa liar ini diambang kepunahan akibat hilangnya hutan akibat deforestrasi yang menjadi habitat mereka serta perburuan liar. Salah satu habitat tersisa bagi satwa liar terutama badak adalah di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), Aceh. 

Kawasan Ekosistem Leuser di Aceh, merupakan salah satu kawasan konservasi terbesar di Asia Tenggara dengan luas lebih kurang 2,2 juta hektar di mana 4 juta masyarakat Aceh menggantungkan hidupnya.

Di sini, di Kawasan Ekosistem Leuser, menjadi habitat badak Sumatra yang masih tersisa dan menjadi harapan bagi badak Sumatra yang terancam punah. Populasi badak Sumatra semakin hari semakin menurun akibat perburuan cula badak, cula badak dijual dengan harga mahal dengan berbagai dalih di antaranya untuk pengobatan. 

Sumber foto https://kumparan.com/acehkini/dedy-yansyah-pegiat-konservasi-aceh-raih-whitley-awards-2022-di-inggris-1xyUC2tYGQq/full
Sumber foto https://kumparan.com/acehkini/dedy-yansyah-pegiat-konservasi-aceh-raih-whitley-awards-2022-di-inggris-1xyUC2tYGQq/full

Perlindungan badak Sumatra di Kawasan Ekosistem Leuser, Dedy Yansyah bersama tim Forum Konservasi Leuser melakukan upaya patroli untuk melindungi badak Sumatra dari perburuan dan habitatnya dari pembalakan liar. 

Mengumpulkan data yang akurat, memetakan lokasi badak Sumatra yang terisolasi. Badak Sumatra ini terisolir karena perambahan hutan, penebangan hutan yang membelah kawasan hutan serta pembukaan jalan. Tim patroli membongkar ribuan jerat satwa liar dan mempertahankan tingkat perburuan badak tetap nol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun