Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Titik Nadir

9 Maret 2022   11:06 Diperbarui: 9 Maret 2022   12:15 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daun terlepas berguguran
Diterbangkan angin sebagian
Ada yang hanyut terbawa arus sungai
Tergeletak di tanah helai demi helai
Semua menemukan titik nadir
Menunggu semesta membelokkan takdir

Seorang insan terpuruk dalam asa yang terberai
Ditemuinya jalan buntu tak bertirai
Tak ada tangan tersentuh menarik kembali
Tak jua memapah tegak berdiri
Aku berada di titik nadir, ujarnya
Tangis tak akan terseka

Sedikit cahaya menggerakkan semangat membersit
Nafas kehidupan, aku masih bernafas. Jiwa masih terlecut bangkit
Tuhan adalah pertolongan
Cinta Ilahi nan agung menyirami batin kegersangan
Mengumpul asa tak lari mengalir
Titik nadir bukanlah akhir

FS, 09 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun