Selain durian yang menjadi primadona, ada penganan dan menjadi ciri khas daerah Sako yakni lamang golek. Penganan khas ini juga menjadi buruan jika berkunjung ke Sako sebagai oleh-oleh.Â
Lamang golek ini terbuat dari ketan, gula dan kelapa. Lamang Golek ini ibarat cinta segita antara ketan, gula, dan kelapa. Dalam balutan ketan ada gula kelapa di dalamnya.
Bagaimana cara membuat lamang golek?Â
Caranya mudah dan sangat sederhana, bahan-bahannya adalah beras ketan merah/putih, santan kental, garam dan daun pandan. Sedangkan bahan untuk luwo/unti adalah gula merah, kelapa parut, air, garam, dan daun pandan.Â
Cara membuatnya cuci beras ketan dan rendam selama 2 jam dan tiriskan. Setelah itu masak santan kental, garam dan daun pandan sampai mendidih dan masukan beras ketan tadi sampai santan meresap.Â
Baru pindahkan ketan dalam kukusan, kukus sampai ketan matang. Kemudian membuat untuk isian atau luwo/unti yakni masak gula merah, kelapa parut, air, garam, dan daun pandan hingga kering.
Setelah semua siap baru bungkus dengan menggunakan daun pisang yang diolesi dengan minyak goreng. Ambil sedikit ketan beri isian luwo/unti, gulung, dan padatkan serta sematkan lidi di ujung kiri dan kanan.Â
Nah jadilah lamang golek. Terakhir, lamang golek di bakar di atas teflon atau bisa juga di kuali dengan diolesi minyak goreng dengan dibolak balik. Lamang golek ini agak mirip dengan lemper, hanya lemper isiannya daging ayam yang dicincang beserta bumbu.Â
Berapa harga lamang goleng di Sako ini? Harganya cukup terjangkau, Rp. 2.000,- saja. Di sepanjang jalan sako, lamang golek banyak dijual di warung makan atau ada yang khusus hanya menjual lamang golek.
Nama lamang golek agak unik ya, lamang memang penganan dari ketan. Sedangkan golek dalam bahasa minang adalah berbaring. Boleh dikatakan lamang golek, lamang yang dihidangkan dalam bentuk berbaring.Â