Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gereja Tua di Tengah Kebun Teh Kayu Aro

26 Desember 2021   21:38 Diperbarui: 26 Desember 2021   21:40 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya saya mengucapkan "Selamat Natal" bagi sahabat-sahabat yang merayakannya. Maaf kalau terlambat mengucapkannya. Berhubung cuti bersama ditiadakan pada Natal tahun ini, jadi bingung mau liburan kemana. Hari Minggu ini saya memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar daerah saya saja. Iya, saya menuju kebun teh Kayu Aro Kerinci yang berjarak hanya sekitar 45 km, hanya perlu waktu 1 jam 20 menit dari Kota Sungai Penuh. 

Kebun teh Kayu Aro, Kerinci ini merupakan kebun teh tertua di Indonesia dan berada di kaki Gunung Kerinci. Kebun teh ini juga merupakan kebun teh tertinggi kedua di dunia, berada di ketinggian 1.600 mdpl. 

Kebun teh Kayu Aro/foto Fatmi Sunarya
Kebun teh Kayu Aro/foto Fatmi Sunarya

Kebun teh Kayu Aro merupakan warisan dari Belanda, perkebunan teh ini di dibuka tahun 1920 oleh Perusahaan Belanda bernama NV. HVA (Namlodse Venotchaaf Handle Veriniging Amsterdam).  Namun penanaman teh dilakukan tahun 1923 dan pabrik teh baru berdiri tahun 1925. Perkebunan teh Kayu Aro ini baru pada tahun 1959 diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia. 

Setelah diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, kebun teh ini mengalami perubahan status dan manajemen yakni :

  1. Tahun 1959 s/d. 1962 menjadi Unit Produksi dari PN Aneka Tanaman VI.
  2. Tahun 1963 s/d. 1973 bagian dari PNP Wilayah I Sumatera Utara.
  3. Mulai tanggal 01 Agustus 1974 menjadi salah satu Kebun dari PT.Perkebunan VIII yang berkedudukan di JL. Kartini No.23 Medan
  4. Tanggal 11 Maret  1996, Kebun/Unit Usaha Kayu Aro menjadi salah satu Unit Kebun dari PTP. Nusantara VI (Persero).

Tentu saja dalam kurun waktu tersebut, mempengaruhi manajemen maupun karyawan perkebunan teh ini yang lebih banyak dari Medan. Ini berpengaruh juga dengan kehidupan sosial maupun kehidupan beragama di kebun teh Kayu Aro. Diantaranya adalah berdiri gereja di tengah perkebunan teh Kayu Aro. 

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Gereja Kayu Aro ini, peletakan batu pertama gereja dilakukan pada tanggal 8 Agustus 1977 dan diresmikan tanggal 23 Juli 1978. Gereja Kayu Aro ini kemudian dilembagakan tanggal 3o Oktober 2005 dengan nama GPIB Bukit Dian Kasih Kayu Aro. GPIB adalah Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat. 

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Saya sangat tertarik untuk memotret gereja yang telah berumur 43 tahun ini. Lokasi gereja berada di samping pabrik teh, dan di depan gereja terdapat taman bermain. 

Taman bermain di depan gereja/Foto Fatmi Sunarya
Taman bermain di depan gereja/Foto Fatmi Sunarya

Di sekitar gereja terdapat rumah-rumah karyawan perkebunan. Fasilitas dalam perkebunan teh ini cukup lengkap, disamping tempat ibadah, juga ada sekolah dan rumah sakit. Bangunan tua selalu menarik hati saya untuk memotretnya. Kondisi gereja juga masih sangat layak dan bagus. Dan GPIB Bukit Dian Kasih Kayu Aro ini merupakan satu-satunya GPIB di Kerinci, satunya lagi ada di Sungai Penuh dengan nama GPIB Bukit Kasih.

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Akhir kata, semoga kita selalu bisa menjaga toleransi antar umat beragama di Indonesia. Saling menghormati perayaan keagamaan masing-masing.  Sikap toleransi dan saling menghormati dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, ketika jenazah orang Yahudi melintas di depan Nabi Muhammad SAW dan beliau berhenti.

"Kenapa engkau berhenti Ya Rasulullah?, sedangkan itu adalah jenazah orang Yahudi," tanya seorang sahabat.
"Bukankah dia manusia?," Rasulullah menjawab.

Fatmi Sunarya, 26 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun